Syekh Maulana Maghribi, Penyebar Islam Pertama Di Tanah Jawa

Syekh Maulana Maghribi. (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Syekh Maulana Maghribi atau Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai sosok penyebar Islam yang mula-mula dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Menurut sejarawan Islam, Agus Sunyoto beliau wafat pada tahun 1419 Masehi.
Beliau datang ke Nusantara bersama beberapa penyebar Islam dari timur tengah. Di antaranya ialah Maulana Ishaq, Maulana Ahmad Jumadil Kubro, Maulana Malik Israil, Maulana Muhammad Ali Akbar. Lalu Maulana Hasanuddin, Maulana ‘Aliyuddin, dan Syekh Subakir atau Syekh Muhammad Al-Baqir.
Beberapa sejarawan mengatakan bahwa Syekh Maulana Maghribi merupakan Sunan Gresik. Beliau sunan yang menyebarkan agama Islam di wilayah Gresik dan sekitarnya. Makam beliau juga ditemukan di banyak tempat.
Beberapa tempat yang dipercaya sebagai makam beliau adalah di Cirebon, Wonobodro Batang, Pekalongan, Pantaran Boyolali, Bayat Klaten, Parangtritis Yogyakarta, dan di Tuban. Ada banyak versi cerita yang mendasari kenapa makam beliau banyak.
Mungkin saja dari sekian banyak tempat makam tersebut, salah satu diantaranya adalah makam yang asli, dan lainnya adalah hanya petilasan saja.
Dakwah Santun Syekh Maulana Maghribi
Lebih penting untuk kita pelajari sebagai generasi penerus adalah ajaran-ajaran yang disampaikan oleh beliau. Khususnya dalam proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
Sebagai ulama pertama penyebar agama Islam di daerah yang masih baru dan tidak berbahasa Arab, tentu metode dakwah dari beliau patut untuk kita jadikan pelajaran. Beliau dikenal sebagai sosok wali yang menyebarkan agama Islam secara santun.
Beliau tidak pernah mempertentangkan antara budaya setempat dengan ajaran agama Islam. Proses dakwah yang dilakukan oleh beliau ini kemudian diteruskan oleh para wali sesudahnya, termasuk sunan Ampel Surabaya.
Oleh karena perannya yang sangat penting, Syekh Maulana Maghribi atau sunan Gresik dan tokoh-tokoh penyebar Islam generasi pra wali songo dikenal sebagai pembuka jalan dakwah bagi para wali songo.
Sunan Giri sambil berdakwah melakukan perdagangan, dan sebagian hasil uangnya diberikan pada masyarakat miskin pada masa itu. Oleh raja Majapahit, sunan Gresik diangkat sebagai syahbandar dan diberikan sebidang tanah untuk proses penyebaran agama Islam.
Ahli Menyembuhkan Penyakit
Selain berdagang beliau juga dikenal sebagai tabib (dokter) sehingga mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Masjid sebagai tempat berdakwah pun tidak pernah sepi, banyak masyarakat tertarik pada sunan Gresik.
Banyak masyarakat yang senang dengan budi pekerti beliau. Disamping itu juga karena kepintarannya dalam bidang perdagangan dan pengobatan.
Ketika mendapatkan sebidang tanah beliau mendirikan masjid, dan di sanalah proses dakwah yang dilakukan bisa semakin terpusat. Di sela-sela kegiatan berdagang dan memberikan pengobatan gratis pada masyarakat, beliau memberikan pemahaman agama di dalam masjid tersebut.
Oleh karena semakin banyak yang tertarik pada ajaran Islam maka banyak masyarakat mendirikan pemondokan di sekitar masjid. Para masyarakat menetap di sekitar masjid agar tidak ketinggalan pelajaran Islam yang disampaikan oleh Syekh Maulana Maghribi.
Proses ini pada masa sekarang dikenal dengan konsep Pesantren, konsep yang dikembangkan oleh Syekh Maulana Maghribi tersebut juga dikembangkan oleh anaknya, yakni sunan Ampel.
Dakwah di Zaman Majapahit
Dalam berdakwah, Syekh Maulana Maghribi tidak pernah menggunakan cara-cara yang keras, selalu santun dan menghormati ajaran yang sudah ada yakni Hindu dan Budha. Sebagai bukti, beliau tidak pernah memaksa raja Majapahit untuk memeluk agama Islam.
Beliau juga tidak pernah mempertentangkan antara ajaran Islam dengan agama lainnya. Di dalam ajarannya beliau juga menganjurkan untuk memberikan pertolongan pada sesamanya tanpa memandang latar belakang mereka.
Sikap ini dicontohkan oleh beliau ketika memberikan pengobatan secara gratis pada masyarakat miskin, tanpa beliau memandang mereka beragama Islam atau bukan, semuanya akan diobati oleh beliau.
Konsep bersinergi dengan kerajaan juga penting untuk ditiru. Sebab jika kita membaca sejarah semua wali penyebar agama Islam, termasuk Syekh Maulana Maghribi, tidak pernah melakukan tindakan yang merugikan penguasa setempat.
Bahkan beliau oleh raja Majapahit diberikan sebidang tanah karena kebaikannya memberikan pengobatan gratis pada masyarakat Majapahit.