Sultan Agung, Sosok Pemimpin Islam yang Gemilang

 Sultan Agung, Sosok Pemimpin Islam yang Gemilang

Sultan Agung Sosok yang Mendamaikan Keraton dengan Tradisi Islami (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Berbicara tentang Sultan Agung Hanyokrokusumo, ia adalah sosok representasi pemimpin Islam yang sangat gemilang di tanah Jawa. Selama di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Islam Mataram berada pada puncak kejayaan.

Sultan Agung adalah seorang raja yang menganggap dirinya sebagai seorang raja sekaligus sebagai tentara. Ia memandang dirinya berbeda dengan raja-raja di pesisir Jawa lainnya yang terlibat dalam perdagangan jarak jauh Nusantara.

“Aku adalah seorang raja sekaligus tentara, bukan seperti raja-raja Jawa lain.” Demikian Sultan Agung memproklamasikan diri ketika memerintah kerajaan Islam Mataram.

Kutipan di atas sekaligus menghadirkan pandangan kultural Jawa pedalaman, letak geografis kerajaan Islam Mataram. Atas dasar itu, Sultan Agung menganggap pesisir sebagai ancaman bagi visi politiknya untuk menguasai seluruh Jawa.

Jajat Burhanudin dalam bukunya berjudul “Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim dalam Sejarah Indonesia”, menjelaskan bahwa dengan dukungan militer yang kuat, Sultan Agung melakukan serangkaian penaklukan di seantero wilayah Jawa.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sepeninggal Panembahan Krapyak (Ayah Sultan Agung) kerajaan Islam Mataram berada di bawah pimpinan Sultan Agung.

Menurut Sartono Kartodirjo dalam bukunya “Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900” mengungkapkan pemerintahan Sultan Agung ditandai olek ekspedisi dan peperangan. kesemuannya dalam rangka politik ekspansi yang diwarisinya dari ayahnya.

Berbagai penaklukkan dan pertempuran pertama Sultan Agung setelah pengangkatannya terjadi antara 1613-1619M. Diawali dengan serangan militer atas sebuah aksi perampokan ke ujung Timur Jawa pada tahun 1614M.

Selanjutnya kemudian berlanjut pada berbagai penaklukan di Wirasaba, Lasem, Pasuruan, Tuban, Surabaya, hingga ia bertekad untuk menaklukkan Batavia.

Dilansir dari Wikipedia, Sultan Agung adalah sebutan gelar dari sejumlah besar literatur yang meriwayatkan karena warisannya sebagai raja Jawa, pejuang, budayawan dan filsuf peletak pondasi Kajawen.

Keberadaannya mempengaruhi dalam kerangka budaya Jawa dan menjadi pengetahuan kolektif bersama. Sastra Belanda menulis namanya sebagai Agoeng de Grote (secara harfiah, “Agoeng yang Besar”).

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *