Suku Cham, Minoritas Muslim di Vietnam

 Suku Cham, Minoritas Muslim di Vietnam

HIDAYATUNA.COM – Komunitas Muslim Campa atau juga dikenal dengan sebutan suku Cham, dahulu pernah menghiasi catatan sejarah di kawasan Indocina. Namun, nama besar mereka itu kini seakan-akan tenggelam seiring perjalanan zaman.

Dahulu Cham adalah orang-orang Hindu yang memerintah bagian selatan dan tengah Vietnam selama ratusan tahun dan secara bertahap masuk Islam. Tetapi, pada akhir abad ke-15, Muslim Cham di Vietnam terdorong ke selatan dan mereka mengalami penurunan jumlah.

Persebaran mereka umumnya terkonsentrasi di Provinsi Kampong Cham di Kamboja, serta sejumlah daerah di Vietnam Tengah, seperti Phan Rang-Thap Cham, Phan Thiet, Kota Ho Chi Minh, dan An Giang. Hari ini, suku Campa membentuk komunitas Muslim terbesar di kedua negara tersebut.

Beberapa literatur mengungkap, etnis Cham yang ada sekarang merupakan sisa-sisa dari Kerajaan Campa yang pernah menguasai wilayah tengah dan selatan Vietnam dari abad ketujuh hingga ke-18.

Di Vietnam, komunitas kecil ini dapat ditemukan di daerah yang dikenal sebagai Distrik 8. Daerah ini merupakan kantong terbesar Muslim Cham di kota metropolitan informal yang masih dikenal sebagai Saigon.

Daerah ini memiliki lebih dari 1.300 penduduk, restoran halal, masjid besar, dan madrasah yang secara teratur mengirim siswa ke Malaysia untuk studi.

Muslim Cham yang tinggal di daerah ini dan yang tersebar di sejumlah kawasan lainnya, seperti Vietnam selatan dan tengah, merupakan komunitas Muslim yang tersisa dari Kerajaan Champa yang memerintah selama berabad-abad.

Sekarang ada lebih dari 100 ribu Muslim Cham di negara mayoritas Buddha yang berpopulasi lebih dari 86 juta jiwa itu. Cham jatuh dan kehilangan negara mereka.

“Saya merasa seperti saya tinggal di negara lain dan itu bukan rumah saya,” kata seorang penjual mi yang bernama Hachot, 49 tahun.

Hari ini, peninggalan kerajaan bercorak Hindu yang masih tersisa dan paling menonjol adalah reruntuhan Candi My Son di dekat Kota Da Nang. Situs masuk dalam salah satu warisan dunia UNESCO dan populer di kalangan wisatawan.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *