Sudah Lebih Dari 40 Hari, Jamaah Tablighi India Masih Di Karantina
HIDAYATUNA.COM – Sebanyak 3.013 anggota kelompok agama Islam masih tetap ditahan di berbagai fasilitas karantina di Delhi selama lebih dari 40 hari.
Mereka adalah anggota Jamaah Tabligh, yang meskipun dari hasil tes dinyatakan negatif dan masa karantina 14 hari mereka sudah usai, namun belum dibebaskan dari karantina meskipun para Jamaah tersebut mengajukan pembebasan dari karantina kepada pihak berwenang.
Dilansir dari Anadolu Agency,Mohammad Shoaib, koordinator COVID-19 Departemen Kesehatan Delhi, mengkonfirmasi bahwa semua anggota jamaah tersebut telah siap untuk dilepaskan.
“Semua anggota sekarang dites negatif dan menunggu pembebasan mereka. Kami telah mendekati pejabat beberapa kali tetapi mendapat jawaban yang sama bahwa proses dokumen sedang berlangsung. Daerah-daerah Delhi juga belum dibebaskan (dari pembatasan), ”kata Shoaib, dikutip hidayatuna.com, Sabtu (9/5/2020).
Dia juga mengatakan 250 anggota Tabligh yang dikarantina bahkan berpartisipasi secara sukarela untuk menyumbangkan plasma mereka, dan mengkonfirmasi bahwa plasma telah diterima.
Departemen Kesehatan Delhi telah menulis surat terkait hal tersebut kepada Kementrian Dalam Negeri, dua kali pada 17 April dan 3 Mei, untuk protokol pada rilis, tetapi belum ada jawaban apa pun.
Dalam konferensi pers pada hari Kamis, Menteri Kesehatan Delhi Satyendra Jain mengatakan mereka telah berulang kali mencari “arahan dan protokol” dari kementerian terkait. Ia juga menambahkan bahwa para anggota Jamaah tersebut belum dibebaskan dari karantina dikarenakan pembatasan total sampai 3 Mei 2020 lalu.
Sebelumnya Jamaah Tablighi dievakuasi semenjak berjalannya Progra Operasi Lima Hari pemerintah setempat pada akhir Maret lalu. Proses evakuasi terjadi kantor pusat global Jamaah Tabligh di Delhi saat menghadiri sebuah acara yang diorganisir oleh organisasi muslim tersebut. Sebanyak 1.080 dinyatakan positif, tetapi semua telah dikarantina sejak saat itu juga.
Kepala Jamaah Tablighi India , Maulana Muhammad Saad Kandhlawi sendiri menghadapi dakwaan kriminal serius karena mengorganisir acara tersebut, dan telah dikarantina sendiri sejak berita itu menyebar.
India melaporkan lebih dari 56.500 kasus dikonfirmasi virus corona, termasuk hampir 1.900 kematian.