Stanford University Adakan Kelas Kursus tentang Islamofobia untuk Pertama Kali

 Stanford University Adakan Kelas Kursus tentang Islamofobia untuk Pertama Kali

Stanford University Adakan Kelas Kursus tentang Islamofobia untuk Pertama Kali (Foto/Wikipedia)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Stanford University atau Universitas Stanford menyelenggarakan kelas kursus (mata kuliah) pertamanya tentang Islamofobia.

CSRE 30: Interrogating Islamophobia ini adalah kursus satu unit baru yang diajarkan musim gugur tahun ini oleh Abiya Ahmed, Dekan dan Direktur Pusat Sumber Daya Markaz.

Menurut Ahmed, mata kuliah ini bertujuan untuk memperluas pemahaman mahasiswa tentang bagaimana Islamophobia bisa terjadi.

“Saya dapat memberikan statistik kepada Anda dan mengatakan ‘tahun lalu sejumlah X tindakan Islamofobia atau kejahatan rasial atau apa pun yang terjadi,’ tetapi bagian dari apa yang kami coba lakukan dalam kursus ini adalah mencoba memperluas cara kami memahami Islamofobia,” kata Ahmed.

Setiap minggu, kelas tersebut akan membahas topik yang berbeda, mulai dari Islamofobia sebagai fobia hingga manifestasi Islamofobia di sisi kiri dan kanan spektrum politik.

Kelas tersebut bertujuan untuk mendalami Islamofobia dengan mengeksplorasinya melalui berbagai sudut, menurut Yusuf Zahurullah ’24, salah satu pengajar untuk mata kuliah tersebut.

“Kami mencoba untuk memahami apa saja cara berbeda di mana Anda dapat berpikir tentang Islamofobia dan bagaimana Islamofobia benar-benar terwujud, apakah itu eksplisit, seperti kejahatan rasial dan pelecehan verbal, atau hal-hal yang lebih sistemik seperti larangan Muslim yang coba disahkan oleh Trump,” kata Zahurullah.

Zahurullah mengatakan dia berharap agar kelas dapat menjadu pemantik dialog tentang sejarah insiden Islamofobia di kampus Stanford, seperti pembicara tamu yang diundang ke kampus yang dikenal masih kental akan Islamofobia.

“Ada kelompok politik tertentu di kampus, yaitu Stanford College Republicans, yang di tahun-tahun sebelumnya membawa pembicara yang sangat Islamofobia,” kata Zahurullah.

“Ini sangat mirip dengan hal-hal institusional yang seperti, mengapa sekolah membiarkan ini terjadi?” imbuhnya.

Stanford College Republicans tidak menanggapi permintaan komentar.

Bagi Mehak Parwani ’24, Interrogating Islamophobia adalah kelas CSRE pertamanya di Stanford. Dia ingin mengambil kursus untuk menjadi sekutu yang lebih baik dengan mendengar dari orang-orang yang terkena dampak Islamofobia dan memahami posisinya sebagai non-Muslim dalam mengatasi masalah tersebut.

“Bagian favorit saya di kelas pasti mendengar anekdot dari siswa yang ada di kelas saya,” kata Parwani.

Dia menambahkan bahwa kursus ini dirancang baik untuk siswa Muslim maupun non-Muslim.

“Beberapa dari kami adalah muslim, beberapa dari kami tidak, jadi orang dapat membawa laporan langsung tentang sesuatu yang mempengaruhi mereka, atau seseorang dapat mengemukakan masalah yang telah mereka pertimbangkan dari luar,” katanya.

Ahmed berharap siswa yang telah menyelesaikan kelas ini nantinya dapat memahami konsep dan praktik Islamofobia dengan lebih baik.

“Ini adalah fenomena yang kompleks di AS baik secara konseptual maupun dalam praktiknya sebagai sesuatu yang hidup,” kata Ahmed.

“Mengakui itu akan membantu kita melawannya dengan lebih baik,” pungkasnya. []

 

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *