STAI Lebak Tangkal Radikalisme Melalui Ponpes Salafi
HIDAYATUNA.COM, Lebak – Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam, atau STAI Latansa Mashiro Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Mochamad Husen menegaskan bahwa semua pondok pesantren, atau ponpes salafi itu mengajarkan tentang kebaikan (kemaslahatan), ibadah (ubudiyah) hingga cinta Tanah Air (kenegaraan). Sehingga pondok pesantren salafi yang dikelola secara tradisional dan berkembang di masyarakat dapat berperan menangkal radikalisme.
“Selama ini, ponpes salafi di Tanah Air bagian terdepan untuk melawan kaum radikalisme, karena agama Islam penuh kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia, alam dan lingkungan,” paparnya, di Lebak, Minggu (29/9/2019) dikutip HIDAYATUNA.COM dari laman terkini.com.
Selain itu, produk ponpes salafi itu di antaranya adalah mencetak manusia yang berakhlak, bermoral, beradab, dan beriman kepada Allah SWT, melahirkan ulama, cendekiawan, dan kiai yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul serta berkarakter.
“Jadi, keberadaan ponpes memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan bangsa melalui pendidikan agama Islam. Memberikan pesan dakwah kepada masyarakat untuk menjalankan perintah Allah SWT, termasuk mencintai Tanah Air dan nilai-nilai empat pilar kebangsaan. Kami yakin ponpes mampu menangkal radikalisme,” tegasnya.
Selama ini, dalam pandangan dosen STAI Lebak itu, banyak lulusan ponpes salafi juga menjadi abdi negara, seperti pegawai negeri sipil (PNS), Polri, dan TNI.
“Mereka para santri yang menerima pendidikan di ponpes sudah dibekali pendidikan dasar-dasar keagamaan. Menyangkut paham radikalisme, kekerasan, dan terorisme dilarang ajaran Islam, bahkan perbuatan itu diharamkan,” bebernya.
Ajaran Islam di dunia adalah agama “rahmatan lil alamin” dengan mencintai kedamaian, kerukunan, saling menghormati dan toleransi di tengah perbedaan keyakinan agama, suku, etnis, budaya, dan bahasa.
Di sisi lain, ponpes salafi mengutamakan pembelajaran nilai-nilai pendidikan keagamaan, seperti tafsir al-Quran, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Akidah-Akhlak, dan Sejarah Islam. Begitu juga ponpes modern dengan sistem pengajaran agama dipadukan dengan penerapan Bahasa Inggris, Matematika, PKN, Bahasa Indonesia, Biologi, Fisika, dan lainnya.
“Kami yakin ponpes di sini tidak ada satupun yang mengajarkan radikalisme atau kekerasan,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada kesempatan itu, Kepala Seksi Pendidikan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak, Ajrum Firdaus mengatakan bahwa jumlah ponpes saat ini di Lebak tercatat 1.700 unit yang dikelola secara salafi dan modern tersebar di 28 kecamatan.
“Seluruh pengelola ponpes yang ada dikelola oleh masyarakat dengan menggunakan kurikulum Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum ponpes dijamin tidak terpapar paham-paham yang menyesatkan, seperti radikalisme itu,” jelasnya.