Soal Corona, IKANU Mesir: Dalam Islam Sebaiknya Kedepankan Keselamatan Jiwa
Menanggali masalah coal corona yang tengah melanda dunia, IKANU Mesir menjelaskan dalam Islam sebaiknya kedepankan keselamatan jiwa
HIDAYATUNA.COM, Cirebon – Ikatan Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) Mesir menyatakan, ketidaksiapan pemerintah dalam menyikapi panic buying oleh masyarakat dalam menghadapi ancaman wabah Korona sangat disayangkan. Pasalnya, seharusnya peran pemerintah terarah dalam kesiapan menghadapi ancaman wabah Korona.
“Pemerintah semestinya memegang peran sentral dan vital menghadapi masuknya virus Corona ke Indonesia. Tapi, memang belum sepenuhnya siap,” ujar Ketua IKANU Mesir, Faiz Syukron Makmun, dalam keterangan resminya, Jumat, (6/3/2020).
Bagi Gus Faiz, sapaan akrabnya, kemunculan panic buying memperlihatkan ketidaksiapan pemerintah dalam menciptakan ketenangan dan meredam rasa panik publik. Ia mencontohkan keberhasilan pemerintah Singapura yang gerak cepat dalam menjamin penyediaan masker sampai cairan pencuci tangan atau hand sanitizer.
“Langkah ini sangat membantu dalam menekan kepanikan publik yang justru bisa kontraproduktif,” ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional atau Rakernas di Cirebon, Jawa Barat, 7-8 Maret 2020 tersebut.
Ia menuturkan bahwa pihaknya memahami kebijakan cepat pemerintah Arab Saudi yang menutup sementara kunjungan warga negara asing dalam beribadah umrah. Kebijakan ini perlu diambil demi menekan laju angka pandemi Korona. “Dalam kaidah Islam sebaiknya mengedepankan maslahat keselamatan jiwa ketimbang meraup devisa,” tutur dia.
Isu lain yang akan dibahas dalam Rakernas IKANU Mesir terkait pemerataan keadilan ekonomi. Ia bilang saat ini kesenjangan ekonomi masih terlihat timpang. Dia heran dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan angka kemiskinan per September 2019 sebesar 9,22 persen atau menyisakan 24,7 juta jiwa lagi. Padahal, faktanya tak demikian.
Menurutnya, kondisi saat ini memperlihatkan hanya segelintir warga Indonesia yang menguasai segala lini perekonomian di Tanah Air. “Tentu ini yang kita sayangkan dan perlu kesadaran bersama agar jurang kesenjangan ini terkikis,” jelasnya dia.
Lalu, isu ketiga yang disorot terkait peran Nahdliyin dalam tantangan ekonomi 4.0. Ia mengingatkan generasi muda NU harus bisa mengambil peran ini. Prinsip penguatan Islam moderat sebagai identitas Islam Indonesia harus dijaga.
Rakernas IKANU ini akan dihadiri ratusan anggota alumni perguruan tinggi di Mesir yang sebagian besar menyebar di berbagai daerah.
Sekretaris Jenderal IKANU, M Anis Mashduqi, menekankan Rakernas dihelat sebagai bentuk tanggung jawab para alumni NU yang pernah menempuh studi di Mesir. Peran Nahdliyin alumni Mesir diperlukan untuk menjawab persoalan umat dan bangsa.
Anis menambahkan ajang Rakernas juga jadi momentum demi memperkuat peran kader NU. Peran yang dimaksud dalam kiprah di kancah lokal, nasional, dan internasional. “Kita ingin mengakselerasi kontribusi sekaligus mendistribusikan kerja nyata para alumni NU Mesir,” kata dia. (AS/Hidayatuna.com)