Situs Ahmed Yasawi: Kompleks Pemakaman Peninggalan Timur Lenk
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam khazanah sejarah peradaban Islam, tentu sudah tidak asing dengan sosok bernama Timjur Lenk. Meski terkenal sebagai penakluk dunia yang kejam, namun Timur Lenk juga terkenal sebagai seorang pembangun besar.
Hal ini terlihat hampir di setiap negeri yang ditaklukkan, Timur Lenk selalu membawa para tukang yang terkenal dari negeri-negeri tersebut ke Samarkand untuk dijadikan sebagai pekerja untuk mempercantik kotanya.
Apa yang dilakukan Timur Lenk ini tampak pada keberadaan situs sejarah Ahmed Yasawi. Ahmad Rofi’ Usmani dalam bukunya berjudul “Jejak Jeka Islam: Kamus Sejarah dan Peradaban Islam dari Masa ke Masa” menjelaskan bahwa Ahmed Yasawi adalah sebuah raudhah (kompleks pemakaman) yang didirikan oleh Timur Lenk.
Situs ini berada di sisi timur laut Kota Turkestan (dulu dikenal dengan sebutan Hazrat-e Turkestan), Kazakhstan Selatan. Sebagaimana diketahui, Timur Lenk sendiri adalah seorang penguasa muslim terkenal di kawasan Anatolia sampai Turkestan hingga Tiongkok.
Ia lahir di Kesh, juga dikenal dengan sebutan Shakhrisyabz, Uzbekistan (terletak sekitar 75 kilometer sebelah selatan Samarkand), pada Selasa, 26 Sya’ban 736 H atau 9 April 1336 M. Sejak tahun 1370 M, setelah naik takhta sebagai Raja Samarkand, Timur Lenk mulai melakukan serangkaian penaklukan daerah secara lama, yakni sekitar 35 tahun hingga dia meninggal dunia.
Kaitannya dengan situs sejarah Ahmed Yasawi, bangunan ini di bagian atasnya memiliki kubah besar. Kompleks makam ini didirikan sebagai pengganti bangunan makam seorang sufi terkenal di Samarkand pada abad ke-12 M.
“Pembangunan raudhah ini dibawah kepemimpinan seorang arsitek asala Persia bernama Khwaja Hosein Shirazi. Namun sayang, ketika Timur Lenk meninggal dunia pada 807 H/1405 M, pembangunan raudhah ini belum selesai,” ungkap Rofi’.
Selain itu, pembangunan raudhah ini sekaligus menjadi titik awal munculnya model arsitektur Timuriyyah. Sayangnya, para penguasa Dinasti Timuriyyah, setelah Timur Lenk meninggal, kurang begitu menaruh perhatian terhadap raudhah itu. Akibatnya, raudhah ini pun menjadi tidak terawat.