Sistem Politik Islam dalam Pandangan Hanafi Sunni

 Sistem Politik Islam dalam Pandangan Hanafi Sunni

Politik Identitas Berbasis Agama: Ancaman atau Tantangan? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Iran – Dalam sebuah forum ilmiah berjudul “Sistem Politik Islam dalam Pandangan Hanafi Sunni”, Abdullah Badpa mengungkapkan pandangannya tentang masalah ini. Profesor ilmu hadis di sekolah agama Dar-ol-Olum di Zahedan itu, percaya bahwa dalam Islam, pemerintahan bukanlah tujuan utama.

Forum yang diadakan di Pusat Penelitian Studi Kedekatan Islam di Qom itu menghasilkan pernyataan sebagai berikut:

1. Islam adalah agama terakhir dan paling sempurna

Allah SWT. menurunkan Islam sebagai agama yang terakhir, rahmatan lil alamin. Semua aliran pemikiran Islam percaya bahwa Islam adalah komprehensif dan mencakup semua aspek kehidupan, termasuk politik dan pembentukan sistem politik.

Sirah Nabi Muhammad Saw, Khalifah, Imam (AS) dan Mujtahid (ulama Islam) adalah buktinya.

2. Kedudukan sistem politik dalam Islam menurut ulama

a. Percaya pada pemisahan agama dan politik

Menurut pandangan ini, yang merupakan pandangan sekuler, Islam tidak berurusan dengan kehidupan sosial dan politik masyarakat. Alasan utama untuk memegang pandangan ini adalah membandingkan Islam dengan Kristen dan Yudaisme.

Beberapa tokoh agama Kristen dan Yahudi telah melakukan ketidakadilan atas nama agama, beberapa memiliki pandangan yang sama tentang Islam.

b. Politik adalah tujuan agama

Menurut pandangan ini, setiap kali agama Tuhan dikirim melalui utusan, tujuannya adalah pembentukan pemerintahan. Jika tidak, menurut pandangan ini, agama tidak akan berguna.

c. Politik bukanlah tujuan agama tetapi kebaikan

Dikatakan bahwa mendirikan pemerintahan adalah menguntungkan dan penting menurut agama meskipun bukan tujuan utama. Perbedaan pandangan tersebut tidak meniadakan perlunya keberadaan pemerintah, karena itu perlu.

Sebagian besar ulama Sunni dan Hanafi percaya bahwa dalam Islam, pemerintahan bukanlah tujuan utama. Untuk menguatkan pandangan mereka, mereka mengutip ayat-ayat Alquran yang mengacu pada tujuan agama, seperti ayat 56 dari Surah Adh-Dhariyat:

“Aku tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Alasan lain yang mereka tunjukkan adalah bahwa kebanyakan nabi Allah tidak mendirikan pemerintahan. Jika tujuan utama misi kenabian adalah mendirikan pemerintahan, mengapa hanya sedikit dari mereka yang mencapai tujuan seperti itu?

3. Pemerintahan sebagai isu penting dan merusak status ibadah

Ada pandangan yang berbeda tentang gagasan bahwa penguasa harus seorang Mujtahid. Hanafi dan beberapa Sunni Maliki percaya bahwa Ijtihad bukanlah syarat wajib bagi penguasa tetapi merupakan prioritas.

Setelah sistem politik mendapatkan legitimasi, kita harus menjelaskan peran rakyat dalam pemerintahan. Di antara kepastian bahwa kekuasaan hanya untuk Tuhan dan penguasa hanya menjalankan aturan Tuhan.

Dengan gambaran ini, status orang-orang dalam pemerintahan menjadi jelas.

 

 

Sumber : IQNA

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *