Sikap Nabi Hadapi Pemuda Problematik yang Hendak Masuk Islam

 Sikap Nabi Hadapi Pemuda Problematik yang Hendak Masuk Islam

Gus Baha (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menceritakan kebijaksanan Nabi Muhammad saat menghadapi pemuda problematik yang hendak masuk Islam.

Kenapa pemuda itu dinilai problematik? Karena dia bersedia masuk Islam dengan syarat. Syarat yang diajukannyapun aneh. Ia mengaku akan bersedia masuk Islam, asalkan tetap diizinkan berzina.

Si pemuda ini memang pada dasarnya mengidap hiper seks. Sehingga, ia berencana menemui Nabi Muhammad dan mengajukan persyaratan yang dimaksud tersebut.

Mendengar alasan si pemuda, para sahabat melarang si pemuda ini menemui Nabi Muhammad. Karena di Islam, zina atau seks bebas merupakan perbuatan terlarang.

“Gaduh di Masjid waktu itu. Kebiasaan Nabi itu nemuin tamu itu di masjid. Nabi bertanya; ada apa ini? Kenapa gaduh?” kata Gus Baha saat mengisi acara di UGM, dilansir dari akun YouTube UGM, Senin (11/03/2024).

Salah seorang sahabat kemudian menjawab; “Itu ada seorang pemuda ingin masuk Islam, tapi minta tetap diizinkan berzina.”

Sebelumnya para sahabat melarang pemuda ini bertemu dengan Nabi Muhammad. Karena syarat yang diajukan si pemuda ini tidak masuk akal. Sebab, ingin masuk Islam, tapi harus tetap dibolehkan berzina.

Mendapat penjelasan sahabat. Akhirnya, Nabi Muhammad mengizinkan si pemuda itu untuk menemuinya.

Nabi pun menemui dan bertanya; “Apakah kamu pemuda yang disebut ingin masuk Islam, tapi menyaratkan agar tetap diizinkan berzina?”

“Iya Rasulullah,” jawab si pemuda tersebut.

Jawabannya Nabi saat itu menurut Gus Baha sangat unik.

“Pertama, apakah kamu suka, ibu kamu profesinya seperti itu, yang bisa dinikmati para lelaki hidung belang?”

Si pemuda menjawab, “Ndak Nabi, kalau ada orang begitu sama ibu saya, bakal saya pukuli.”

Kemudian Nabi bertanya lagi; “Apakah kamu suka punya putri yang menjadi mainnya orang-orang hidung belang?”

“Ya ndak Nabi,” jawab tegas si pemuda.

Nabi terus bertanya hal-hal serupa yang berkaitan dengan orang-orang terdekatnya, hingga si pemuda tersebut secara tegas menolak keras zina.

Akhirnya dari pertanyaan yang diajukan Nabi tersebut membuat si pemuda tersadar dan berkata, “Demi Allah saya tidak pernah melihat sesuatu seburuk zina. Dan demi Allah, saya tidak akan zina lagi.”

“Jadi, logikanya oleh Nabi disetting sedemikian rupa. Dan di situ, Nabi tidak mengancam si pemuda dengan neraka, atau dengan kemarahan,” jelas Gus Baha. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *