Sifat Kemanusiaan yang Menghalangi Kita Untuk Dekat Kepada Allah
HIDAYATUNA.COM – Ibn Atha’illah ini berkata : “Keluarkanlah sifat-sifat kemanusiaan yang bertentangan dengan kehambaanmu agar engkau mudah menyambut panggilan Allah untuk dekat kepada-Nya.”
Kalimat ini begitu bijak, singkat dan padat disampaikan oleh Ibnu Atha’illah, dalam pesan hikmahnya yang ke-34, yang tertuang di dalam bukunya, Terjemah al-Hikam, hal. 54.
Di dalam kalimat hikmahnya itu Ibn Atha’illah mengungkapkan ada dua kelompok sifat yang dimiliki manusia, yang saling bertentangan. Dua kelompok itu adalah sifat-sifat kemanusiaan dan sifat-sifat kehambaan.
Sifat-sifat kemanusiaanmu sangat berbahaya bagimu, karena dapat menghalamimu untuk menyambut panggilan Allah dan menghalangimu untuk dekat kepada-Nya.
Jadi, sifat-sifat itu menutup jalanmu menuju Tuhanmu. Sedangkan sifat-sifat kehambaan sangat baik bagi dirimu karena membukakan jalan bagimu untuk menyambut panggilan Allah dan untuk dekat kepada-Nya.
Sifat-sifat kemanusiaan itu adalah segala sifat buruk yang ada di dalam dirimu, seperti buruk sangka, iri, sombong, gibah, mengadu domba, berbohong, riya’, sum’ah, dan lain-lain.
Semua sifat itu sangat berbahaya bagi dirimu karena dapat menghalangimu untuk menuju Tuhan dan dekat kepada-Nya. Oleh sebab itu, engkau harus keluarkan dan singkirkan sifat-sifat itu dari dirimu.
Bagaimana Caranya ?
Caranya adalah dengan takhalli (تخلي = mengosongkannya dari hatimu). Mengosongkan itu membutuhkan perjuangan, yang oleh para sufi disebut mujahadah (مجاهدة).
Sifat-sifat kehambaanmu itu adalah segala sifat yang baik, yang mungkin ketika hatimu penuh dengan sifat kemanusiaan, yang berada di luar hatimu, seperti sifat-sifat, baik sangka, tawadhu’, bersyukur, berkata yang benar, ikhlas, dan sifat-sifat terpuji lainnya.
Sifat-sifat ini yang dapat membukakan jalan bagimu untuk menuju Tuhanmu dan untuk dekat kepada Tuhanmu. Oleh sebab itu, engkau harus isi hatimu dengan sifat-sifat yang terpuji itu.
Caranya adalah dengan melakukan tahalli (تحلي = mengisi hatimu dengan sifat-sifat yang terpuji itu). Mengisi itu membutuhkan latihan-latihan yang dilakukan secara terus-menerus, yang oleh para sufi disebut riyadhah (رياضة).
Setelah upaya takhalli berhasil dilakukan dengan menghilangkan semua sifat-sifat kemanusiaan itu, dan berhasil mengisi hati itu dengan sifat-sifat baik (sifat-sifat kehambaan) yang dimasukkan melalui latihan-latihan itu, maka ketika itulah terjadi tajalli (تجلي) pada dirimu.
Kalau tajalli ini sudah terjadi, maka pada saat itulah jalan menuju Tuhan sudah terbuka, dan engkau dapat berjalan menuju Tuhanmu sehingga engkau menjadi hamba yang dekat denganmu.
Dikutip dan dikomentari oleh Ahmad Thib Raya. Jakarta-Matraman, Kamis malam, 4 Juni 2020.