Siapakah yang Merusak Kalbu?

Urusan Hati, Kiai Marzuki: Berterus Teranglah Kalau Ada Rasa
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Pertanyaan ini disampaikan pada kajian rutin di lingkungan Universitas Airlangga, Surabaya, di Fakultas Perikanan dan Kelautan bersama Pak Dekan Prof Mochammad Amin Alamsjah, yang bertemakan tazkiyatun nafsi, membersihkan jiwa.
Ilmu apa itu? Apakah ada di masa Nabi? Hampir semua ilmu lahir secara teoretis ratusan tahun setelah Nabi wafat.
Ilmu fikih yang mengulas tata cara ibadah, pertama disampaikan oleh Imam Abu Hanifah yang wafat pada 150 H.
Ilmu fikih diambil dari tata cara ibadah yang dilakukan oleh Nabi, mulai salat, wudu, puasa, zakat, haji dan lainnya.
Ilmu tazkiyatun nafsi ini disarikan dari akhlak Nabi shalallahu alaihi wasallam. Bagaimana kejernihan hati Nabi, kemampuan mengendalikan diri dan ibadah hati lainnya.
Apakah ibadahnya hati berpahala seperti ibadah fisik? Tentu.
Sebab ibadahnya hati seperti sabar juga perintah dari Allah berikut ini:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Q.S. Ali Imran ayat 200)
Hati yang sabar dapat dirusak menjadi pemarah, arogan dan sebagainya. Siapa yang merusaknya?
Tidak lain adalah nafsu yang diperintah dan berada dalam kendali iblis dan setan.
Setelah iblis dikeluarkan dari surga ia berjanji kepada Allah:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
Artinya:
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalanMu yang lurus.” (QS. Al A’raf: 16).
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Artinya:
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaanMu aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (Q.S. Shad ayat 82)
Doa agar dilindungi dar setan disampaikan dalam firman-Nya:
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (٩٧) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (٩٨)
Artinya:
“Dan Katakanlah: “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 97-98).”
[]