Serban Ajaib
Baginda Harun ar-Rasyid sedang gelisah. Akhir-akhir ini, banyak kejahatan terjadi di luar istana. Rakyat pun merasa taka aman.
Setelah diselidiki, ternyata sumber kejahatan itu bukan dari luar, melainkan dari dalam istana sendiri. Baginda merasa makin gelisah. Ia perhatikan setiap mentri yang bekerja padanya. Semua mentri itu terlihat patuh dan setia. Bagaimana mungkin mereka melakukan sesuatu yang merugikan kerajaanya ?
Meskipun begitu, Baginda tak ingin menutup mata. Beliau harus menindaklanjuti hasil penyelidikan. Kini, Baginda mencari cara untuk mengetahui siapa di antara para mentrinya yang tidak setia. Namun, walaupun sudah memperhatikan gerak-gerik setiap menteri, Baginda masih belum dapat menemukan menteri yang menjadi tersangka Akhirnya, Baginda menyerah. Beliau pun memanggil Abu Nawas untuk dimintai tolong.
‘’Wahai Abu Nawas, sesungguhnya akhir-akhir ini kerajaan sedang tidak aman, Rakyat sedang gelisah. Aku merasa ada yang salah dengan caraku memimpin.’’
‘’Ampun, Baginda yang Mulia, apakah yang dapat hamba bantu ?’’ tanya Abu Nawas.
‘’Aku merasa perlu untuk menyelidiki para menteri. Aku ingin menguji siapa di antara mereka yang setia dan siapa yang tidak.
Aku ingin tahu siapa yang benar-benar memikirkan keselamatan negriku,’’ Baginda menerangkan, ‘’apakah kau bisa mencari cara untuk melakukanya ?’’
‘’Baiklah, Baginda. Mohon berikan hamba waktu sehari untuk memikirkan caranya, ‘’jawab Abu Nawas.
Setelah pulang dari istana, Abu Nawas terus memikirkan cara untuk melaksanakan permintaan Baginda. Ia memikirkan satu cara dan lainya. Akan tetapi, rupanya permintaan kali ini tak mudah.
Sampai malam hari, Abu Nawas belum menemukan cara yang tepat. Akhirnya, Abu Nawas tertidur.
Tepat ketika shubuh, Abu Nawas terbangun. Ia bersegera shalat. Saat itu, ia melihat sebuah serban. Abu Nawas hendak memakai serban tersebut, tapi segera dibatalkanya. Serban itu ternyata sangat bau.Memang, serban itu sudah lama tidak di cuci istri Abu Nawas.
Abu Nawas pun mendapat ide. Ia segera bersiap-siap, lalu bergegas ke istana. Di hadapan Baginda, Abu Nawas menceritakan sebuah rencana.
Tak lama kemudian, Baginda segera memanggil kelima menterinya. Kepada mereka, Baginda memberikan sebuah perintah. ‘’Sesungguhnya, aku telah menerima sebuah hadiah istimewa dari negeri sahabat. Hadiah itu adalah serban ajaib. Kita bisa mengetahui masa depan dengan serban itu. Jika baunya harum, berarti masa depan kerajaan ini cerah. Namun, jika baunya busuk, itu berarti kerajaan ini akan segera hancur.’’ Baginda menjelaskan dengan panjang lebar. ‘’Aku ingin kalian semua membantuku. Ciumlah serban ajaib itu dan katakana padaku bagaimana baunya.’’
Kelima menteri masuk ke sebuah ruangan satu per satu. Di sanalah, mereka mencium serban ajaib. Setelah itu, mereka berkumpul kembali ke hadapan Baginda Raja.
‘’Bagaimana bau yang kau cium ?’’ tanya Baginda pada menteri pertama.
‘’Sesungguhnya, bau serban itu sangat harum, Baginda. Pasti kerajaan ini akan jaya selamanya.’’ Begitu jawabnya agar Baginda merasa senang. Menteri kedua dan ketiga pun mengatakan hal yang sama.
Kini, giliran menteri keempat berbicara. ‘’ Ampun, Baginda yang Mulia. Hamba mencium bau yang sangat tidak sedap dari serban itu.’’ Semua orang terkejut dengan penuturan sang menteri.
Ternyata, menteri kelima pun mengatakan bahwa serban itu berbau busuk.
Akhirnya, Baginda Raja sudah dapat mengetahui siapa saja di antara para menterinya yang jujur dan siapa yang hanya mementingkan diri sendiri. Tiga menteri pertama dicopot dari jabatannya dan mendapat hukuman penjara, sedangkan menteri keempat dan kelima mendapat hadiah atas kejujurannya.
Baginda juga tak lupa memberi hadiah Kepada Abu Nawas. Jasanya benar-benar besar. Ia berhasil menyelamatkan kerajaan hanya dengan sebuah serban bau.
Sumber : Abu Nawas Kumpulan Dongeng Cerdik Dan Jenaka