Sentimen Anti Islam Dapat Perhatian Serius Para Akademisi Jerman
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Para akademisi dan cendikiawan di Jerman berikan perhatian serius terhadap nasib komunitas muslim di negara tersebut.
Perhatian serius para akademisi dan cendikiawan ini menyusul sentimen anti Islam masih kuat di negara berjuluk Der Panzer.
Melansir dari Detik, akademisi Islam di Jerman ramai ramai mengeluhkan tingginya sentimen terhadap muslim di sana.
Tidak hanya itu, mereka juga melihat adanya hambatan dalam pengakuan Islam dalam perundang-undangan di Jerman.
Hal ini disampaikan cendekiawan Islam di Gttingen, Riem Spielhaus sebagaimana dikutip Hidayatuna.com, Sabtu, 19 September 2020.
Menurutnya pengakuan negara terhadap Islam menjadi masalah penting untuk diperhatikan.
“Ada beberapa hal yang harus dilakukan sehubungan dengan masalah pengakuan (Islam) tersebut,” kata Riem Spielhaus.
Dirinya tak menampik, memang selama ini upaya pengakuan agama Islam dalam perundang undangan pemerintah terus dilakukan, namun dalam kenyataannya di lapangan berbeda.
“Meski banyak diupayakan, tetap tidak ada kontak langsung dari pihak muslim. Organisasi Islam juga memiliki sedikit sumber daya keuangan dan manusia dibandingkan dengan Protestan dan Katolik,” sambung Riem Spielhaus.
Ia mencatat iklim yang semakin skeptis terhadap agama dan islamofobia di Jerman, membuat kerja sama antaragama semakin sulit.
“Di sisi lain, perkembangan ekstremisme Islam menghambat iklim positif,” ujarnya.
Ia menyebut Hamburg dan Bremen sejauh ini masih sebagai pionir yang positif. Kedua negara bagian tersebut telah menandatangani kontrak dengan organisasi Islam pada tahun 2012 dan 2013 yang mengatur praktik keagamaan.
“Negara bagian Niedersachsen dan Rheinland-Pfalz ingin mengikuti contoh ini. Namun, negosiasinya masih membeku,” ungkap Riem. (Hidayatuna/SA)