Senjata Menuju Surga, Ataukah Mengantar ke Neraka: Lidah Manusia Menurut Islam

 Senjata Menuju Surga, Ataukah Mengantar ke Neraka: Lidah Manusia Menurut Islam

Senjata Menuju Surga, Ataukah Mengantar ke Neraka: Lidah Manusia Menurut Islam (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Lidah, seperti bagian tubuh lainnya, merupakan sarana untuk melakukan dosa jika kita tidak mengikuti aturan dan perintah Tuhan, dan merupakan sarana untuk menaati Tuhan jika kita mengikuti perintah-perintah Islam.

Jadi seperti bagian tubuh lainnya, kita harus menjaga lidah agar terhindar dari melakukan dosa.

Dalam hal ini, lidah tidak berbeda dengan bagian tubuh lainnya, kecuali bahwa kebanyakan orang tidak menganggap serius dosa-dosa yang dilakukan lidah.

Sementara efek negatif dari dosa-dosa yang dilakukan oleh lidah bahkan bisa lebih berbahaya daripada yang dilakukan oleh bagian tubuh lainnya.

Lidah merupakan anugerah ilahi yang diberikan kepada kita oleh Tuhan, seperti anugerah ilahi lainnya, agar kita dapat menggunakannya di jalan pertumbuhan dan kesempurnaan.

Orang yang bijaksana memanfaatkan anugerah ini sebaik-baiknya, yang menurut Ayat 1-4 dari Surah Ar-Rahman, merupakan anugerah tertinggi yang diberikan kepada umat manusia oleh Tuhan setelah mengajarkan Al-Quran dan menciptakan manusia:

“Allah Yang Maha Pemurah telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia, dan telah mengajarkannya berbicara dengan jelas.”

Sebagai alat komunikasi dan penyampaian pesan yang ampuh, lidah memegang peranan penting dalam pembentukan hubungan sosial dan moral.

Namun, jika tidak digunakan dengan benar, lidah dapat menjadi alat yang dapat merusak dan menghancurkan hubungan sosial.

Bahaya dan kerusakan lidah, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh penyalahgunaan lidah, dapat merusak moralitas sosial dalam berbagai cara dan membawa masyarakat kepada kekacauan.

Lidah bukan hanya alat penyampaian pesan, tetapi juga cerminan pikiran, perasaan, dan niat seseorang.

Kata-kata dapat menjadi racun yang menyembuhkan sekaligus mematikan.

Pilihan kata, nada suara, dan cara kata-kata diartikulasikan semuanya dapat memengaruhi pemahaman penerima terhadap pesan kita.

Penyalahgunaan lidah dapat menyebabkan kesalahpahaman, perselisihan, kebencian, dan bahkan kekerasan.

Bahaya lidah tidak hanya terbatas pada kebohongan, tetapi juga mencakup berbagai macam perilaku seperti fitnah, ghibah, gosip, hinaan, penghinaan, provokasi, dan lain sebagainya.

Setiap perilaku ini entah bagaimana merusak fondasi moral masyarakat dan merusak hubungan antar manusia.

Dalam masyarakat yang sehat, penggunaan lidah yang tepat berarti mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan tulus, menghormati hak orang lain, menghindari kata-kata yang buruk dan tidak pantas, dan berusaha menciptakan pengertian dan simpati.

Ketika orang, alih-alih menggunakan lidah untuk komunikasi yang membangun dan efektif, menggunakannya sebagai sarana penghancuran dan kerugian bagi orang lain, moralitas sosial terancam dan masyarakat menghadapi tantangan serius.

Oleh karena itu, menyadari bahaya dan kerugian lidah serta berusaha memperbaiki ucapan merupakan salah satu tanggung jawab utama setiap orang dalam masyarakat.

Dengan melatih lidah sebagai sarana kebaikan dan kebajikan, kita dapat membantu membangun masyarakat yang lebih sehat dan lebih manusiawi.

Dalam artikel berikut, beberapa dosa yang terkait dengan lidah menurut pemikiran Islam akan diperkenalkan. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *