Senangnya Ikut Terlibat Mempersiapkan Perayaan Natal
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Tadi pagi, notifikasi WhatsApp di handphone saya berbunyi, Alex (24) mengajak saya untuk mempersiapkan beberapa hal menuju perayaan Natal, pada 25 Desember 2022, mendatang.
“Bro, pagi ini free ngga? Kalau free, yuk bantuin untuk mempersiapkan beberapa hal menjelang Natal,” tulisnya.
“Oke, gas bro.”
Alex adalah salah satu teman saya yang beragama Kristen. Saya mengenal Alex saat mengikuti kegiatan Pemuda Lintas Iman (Pelita) Perdamaian Cirebon.
Pagi ini, Alex mengajak saya untuk berbelanja beberapa kebutuhan untuk perayaan Natal, di antaranya seperti lampu Natal, bintang-bintang, figur Natal, dan lilin Natal.
Saya sebagai muslim tentu sangat merasa bangga, karena bisa ikut terlibat langsung dalam mempersiapkan perayaan Natal.
Kebanggaan ini, saya rasakan setelah saya betul-betul meyakini bahwa keberagaman agama yang dimiliki oleh Indonesia adalah sebuah keniscayaan.
Dengan keberagaman ini juga, patut kita rayakan dengan penuh sukacita. Bukan dengan penuh benci apalagi luka.
Maka, dalam membantu mempersiapkan perayaan Natal termasuk belanja perlengkapan Natal di rumah Alex, saya kerjakan dengan penuh kebahagiaan.
Setelah kami berdua selesai berbelanja perlengkapan untuk Natal, kami berdua pulang ke rumah Alex.
Setiba di rumah Alex, saya bertemu keluarga Alex. Ayah dan ibu Alex sangat ramah dan baik. Mereka langsung menawari saya untuk makan bersama.
“Kenapa ya, mereka ramah dan baik-baik,” gumam saya dalam hati.
Hingga akhirnya, setelah makan dan ngobrol, akhirnya kami lanjut untuk menata hasil belanja tadi.
Kami menata lilin, lampu Natal, hingga memasang bintang-bintang di Pohon Cemara.
Betapa senangnya dan bahagianya saya bisa membantu dan merasakan kehangatan sukacita Natal.
Sangat disayangkan apabila pengalaman berharga ini tidak diabadikan dalam tulisan.
Sejalan dengan cerita di atas, saya jadi teringat perkataan dari KH. Husein Muhammad bahwa Islam adalah agama yang hadir untuk menciptakan kedamaian, cinta, kasih sayang, dan keadilan.
Kehadiran Islam justru harus memberikan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Bukan kebencian, atau bahkan permusuhan.
Sangat disayangkan apabila kerahmatan yang dicita-citakan oleh Islam justru tidak kita tebarkan kepada mereka yang berbeda agama.
Sejalan dengan itu, Nabi Muhammad saw. pun telah memberi teladan pada kita untuk selalu memuliakan orang-orang yang berbeda.
Hal ini bisa kita lihat dari kisah nabi memuliakan pelayannya yang beragama Yahudi.
Kisah ini terungkap dalam berbagai kitab hadis, termasuk kitab hadis yang paling shahih di mata umat Islam, yaitu Shahih Al-Bukhari.
Dalam kitab shahih ini, hadis nomor 1371, Anas bin Malik r.a. bercerita bahwa Nabi Muhammad saw. memiliki pelayan yang beragama Yahudi.
Suatu saat, pelayan ini jatuh sakit. Lalu, nabi menjenguknya.
Ketika menjenguk, Nabi Muhammad saw. mendekat ke kepala dan mengelusnya, sambil bersabda, “Maukah engkau masuk Islam?”
Lalu, sang pelayan melempar pandangan ke ayahnya yang juga beragama Yahudi.
“Kalau engkau lihat itu baik, silakan ikuti ayah dari Qasim ini (Nabi Muhammad saw.),” jawab sang ayah.
Karena keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw. selama ia melayani di rumah nabi, sang pelayan itu bersedia menjadi muslim.
Tentu, hal ini tidak terlepas dari kemuliaan akhlak Nabi Muhammad saw. kepada pelayan yang beragama Yahudi tersebut.
Oleh sebab itu, dalam membantu Alex untuk mempersiapkan perayaan Natal sejalan apa yang pernah dilakukan Nabi saw.
Terlebih bagi saya, hal ini menjadi bagian dari rahmat (kasih sayang) saya kepada mereka yang berbeda agama, dan merupakan bagian tadi cara kita meneladani Nabi Muhammad saw.
Begitupun Alex kepada saya, kebaikan, keramahan dan kedermawanan yang dia lakukan, saya meyakini bahwa hal tersebut menjadi bagian dari ajaran Kristen.
Di sisi ini, saya juga teringat kembali dengan perkataan Kiai Husein bahwa setiap agama pasti mengajarkan kebaikan, kedamaian dan kasih sayang.
Oleh karena itu, kedamaian dan kasih sayang ini yang perlu kita rawat bersama.
Jangan sampai, kedamaian dan kasih sayang antar umat beragama ini dilukai oleh orang yang gemar membenci, melakukan kekerasan dan menyulut permusuhan. []