Semua Ulama Membagi Bid’ah dalam Hadis
HIDAYATUNA.COM – Mari simak betul hadis tentang bid’ah:
ﺃﻻ ﻭﺇﻳﺎﻛﻢ ﻭﻣﺤﺪﺛﺎﺕ اﻷﻣﻮﺭ، ﻓﺈﻥ ﺷﺮ اﻷﻣﻮﺭ ﻣﺤﺪﺛﺎﺗﻬﺎ، ﻭﻛﻞ ﻣﺤﺪﺛﺔ ﺑﺪﻋﺔ، ﻭﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ
Ketahuilah, jauhi oleh kalian perkara-perkara yang baru karena seburuk-buruk perkara adalah sesuatu yang baru. Tiap-tiap suatu yang baru adalah bid’ah. Dan tiap-tiap bid’ah adalah sesat. (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan sebagainya)
Nabi shalallahu alaihi wa sallam sama sekali tidak membagi bid’ah, tiap-tiap bid’ah sesat! Baiklah kalau begitu.
Ternyata Syekh bin Baz membagi bid’ah menjadi dua:
البدعة تنقسم إلى: بدعة دينية، وبدعة عادية
Bid’ah terbagi menjadi dua, bid’ah agama dan bid’ah tradisi. (Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah 4/93)
Syekh Albani mengistilahkan bid’ah dengan 2 bentuk:
اﻟﺒﺪﻋﺔ اﻟﻠﻐﻮﻳﺔ واﻟﺒﺪﻋﺔ اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ
Bid’ah secara bahasa dan Bid’ah secara syar’i. (Silsilah Dhaifah, 14/26)
Pembagian Bid’ah
Lebih rumit lagi istilah pembagian bid’ah oleh Syekh Ibnu Utsaimin:
ﺑﺪﻋﺔ اﻋﺘﺒﺎﺭﻳﺔ ﺇﺿﺎﻓﻴﺔ، ﻭﺑﺪﻋﺔ ﻣﻄﻠﻘﺔ ﺇﻧﺸﺎﺋﻴﺔ
Bid’ah i’tibariyah idhafiyyah dan Bid’ah mutlaqah insyaiyyah. (Majmu’ Fatawa Wa Rasail 5/250)
Berarti tinggalkan ulama yang membagi bid’ah karena bertentangan dengan Nabi! Supaya tidak ada bid’ah dan tidak ada sesuatu yang baru maka semua harus seperti di zaman Nabi karena tiap-tiap sesuatu yang baru adalah Bid’ah!!!
Ternyata mereka mengikuti pembagian bid’ah versi Syekh Bin Baz, Syekh Albani, Syekh Ibnu Utsaimin dll.
Saya lebih percaya kepada ulama yang lebih kredibel dan disampaikan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar:
ﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ اﻟﺒﺪﻋﺔ ﺑﺪﻋﺘﺎﻥ ﻣﺤﻤﻮﺩﺓ ﻭﻣﺬﻣﻮﻣﺔ ﻓﻤﺎ ﻭاﻓﻖ اﻟﺴﻨﺔ ﻓﻬﻮ ﻣﺤﻤﻮﺩ ﻭﻣﺎ ﺧﺎﻟﻔﻬﺎ ﻓﻬﻮ ﻣﺬﻣﻮﻡ
Bid’ah (sesuatu yang baru) itu ada 2; terpuji dan tercela. Jika sesuatu yang baru sesuai dengan sunah maka terpuji. Jika bertentangan dengan sunah maka tercela
Dalam riwayat lain dari Imam Syafi’i:
اﻟﻤﺤﺪﺛﺎﺕ ﺿﺮﺑﺎﻥ ﻣﺎ ﺃﺣﺪﺙ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﺃﻭ ﺳﻨﺔ ﺃﻭ ﺃﺛﺮا ﺃﻭ ﺇﺟﻤﺎﻋﺎ ﻓﻬﺬﻩ ﺑﺪﻋﺔ اﻟﻀﻼﻝ ﻭﻣﺎ ﺃﺣﺪﺙ ﻣﻦ اﻟﺨﻴﺮ ﻻ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﻬﺬﻩ ﻣﺤﺪﺛﺔ ﻏﻴﺮ ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ اﻧﺘﻬﻰ
Perkara baru ada 2. Bila perkara baru bertentangan dengan Qur’an, hadis, riwayat Sahabat atau ijma’, maka ini adalah Bid’ah yang sesat. Jika sesuatu yang baru ternyata sesuatu yang baik tidak bertentangan dengan Qur’an, hadis, riwayat Sahabat atau ijma’ maka ini adalah Bid’ah yang tidak tercela (Fathul Bari 13/253)