Semesta Ibuku
Membicarakan ibuku adalah
Membicarakan pagi yang telatahnya
Tenang dan hangat, senyum ibuku
Langit diujung hari yang menolak
Warna selain jingga, pelupuk ibuku
Tempat lintang-gemintang
Menggantung pekat.
Pada ibuku kutemukan
Kedalaman dan ketenangan yang
Menampung benda-benda keruh
Maupun jernih, ibuku tak pernah
Pilih-pilih, ibuku adalah rumah
Yang membuatku selalu ingin pulang
Ibuku tak pernah merayakan hilang
Tahun; ia bahkan tak ingat tanggal
Berapa ia dilahirkan, atau memang
Tak mau mengingatnya, tiada yang
lebih penting bagi ibuku selain
mendengar kabar dari anak-anaknya
yang berjarak ribuan dekap
membahagiakan ibuku tidaklah sulit,
namun juga tak mudah. Semesta
ibuku adalah taman tempat
bertemunya kembang dan kumbang.
Hati ibuku pasar malam di mana
Orang-orang pergi ke sana untuk
Bersenang-senang, ibuku tak
Mengenal kepedihan.
Ibuku seorang pemalu yang tak
Terlalu pandai merayu, jika ingin
Sesuatu, ia lebih banyak diam. Diam
Adalah Bahasa ibuku yang paling
Lazim ia ucapkan, membicarakan
Ibuku adalah membicarakan cara
Tuhan mengenalkan semesta dengan
Segala jamal-Nya.
Oiz
Desember 2019