Sekte Syi’ah Paling Mirip Ajarannya dengan Sunni

 Sekte Syi’ah Paling Mirip Ajarannya dengan Sunni

Syiah Zaidiyyah Mirip Sunni (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Sebagaimana artikel sebelumnya, Syi’ah Zaidiyyah merupakan sekte Syi’ah terbesar ketiga setelah Syi’ah Isna ‘Asyariyah dan Isma’iliyyah. Sekte Syi’ah ini punya andil dalam mengisi khazanah keilmuan Islam.

Syi’ah Zaidiyyah ini bahkan disebut-sebut memiliki ajaran-ajaran yang hampir sama dengan ajaran Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Sunni) dalam beberapa hal. Baik dalam persoalan teologi maupun fikih.

Kesamaan ajaran sekte Syi’ah Zaidiyyah dengan Sunni, menurut Mahmud Basuni Faudah adalah sebagi berikut:

1. Konsepsi tentang Alquran

Menurut mereka, Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk menundukkan kalam-kalam yang lain. Baik dengan surahnya yang terpendek maupun dengan sejumlah ayat yang mutawatir.

Alquran yang beredar sekarang tidak mengalami distrosi, interpolasi, pengurangan dan penambahan. Menurut mereka, basmalah merupakan bagian dari Alquran, kecuali pada surah al-Bara’ah atau al-Taubah. Basmalah adalah ayat pertama dari surah al-Fatihah dan awal setiap surah.

2. Kedudukan Orang Mati Syahid dan Ru’yatullah

Orang yang mati syahid, masih hidup dan diberi rizqi di sisi Alalh. Artinya bukan hidup dalam arti metaforik (majazi), akan tetapi hidup dalam arti yang sebenarnya (haqiqi). Saat berada di kuburan, ruh mereka dikembalikan dan mereka merasakan kenikmatan-kenikmatan dari Allah.

Dalam kitab Fath al-Qadir, imam al-Syaukani, salah satu ulama’ besar bermazhab Syi’ah Zaidiyyah mengatakan bahwa ru’yatullah (melihat Allah) besok di akhirat adalah sebuah keniscayaan. Ia menolak keras ulama’ dari sekte lain (dalam hal ini adalah Muktazilah) yang meniadakan kemungkinan ru’yatullah baik di dunia maupun di akhirat dengan berhujjah pada QS. al-Baqarah ayat 55.

3. Masuk Surga karena Rahmat Allah

Syi’ah Zaidiyyah juga menolak diktum dari sekte tertentu bahwa orang yang masuk surga itu karena amal mereka sendiri, bukan karena rahmat Allah. Di antara hujjah yang mereka gunakan adalah hadis Nabi:

سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاعْلَمُوا إِنَّهُ لَنْ يَدْخُلَ أَحَدٌ الْجَنَّةَ بعَمَلِهِ قالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ

“Jagalah sikapmu dengan benar, dan mendekatlah. Ketahuilah bahwa tidak seorang pun bisa masuk surga karena amalnya. Para sahabat lalu bertanya, “Tidak jugakah Anda, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Tak terkecuali aku, seandainya Allah tidak melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.”

Hukum-Hukum Fiqih

Dalam masalah furu’, Syi’ah Zaidiyyah menganut mazhab Abu Hanifah, kecuali dalam beberapa masalah sejalan dengan mazhab imam Syafi’i dan Ahl al-Bait. Secara umum, dalam masalah-masalah fikih, Syi’ah Zaidiyyah hampir tidak ada perbedaan dengan Sunni.

Perbedaan-perbedaannya hanya bersifat furu’iyyah. Perbedaan-perbedaan tersebut misalnya ketika adzan, Syi’ah Zaidiyyah menambahkan kalimat hayya ala khairil amal setelah bacaan hai’alatain.

Syi’ah Zaidiyyah juga menolak adanya syari’at mashu al-khuf (mengusap semacam kaus kaki), membaca lima takbir dalam pelaksanaan salat jenazah. Kemudian tidak bersedekap ketika salat, menganggap tidak sah makmum dengan orang yang tidak salih.

Lalu, salat dua hari raya tidak mesti harus berjemaah, menganggap bid’ah salat tarawih berjemaah. Mereka juga menolak nikah mut’ah (kawin kontrak), dan menolak penyembelihan orang non-muslim.

Hamud bin Abbas al-Muayyad menambah satu perbedaan lagi antara Syi’ah Zaidiyyah dengan Sunni dalam masalah furu’iyyah tentang rukun wudhu. Dalam fikih Zaidiyyah, rukun wudhu ada sepuluh, yaitu sebagai berikut:

1). Membasuh alat kelamin dan anus dari najis

2). Niat

3). Membaca basmalah

4). Berkumur dan menghisap air ke dalam hidung

5). Membasuh muka,

6). Membasuh kedua tangan hingga siku,

7). Mengusap keseluruhan kepala dan pada saat mengusap kepala sekalian mengusap kedua telinga,

8). Membasuh kedua kaki hingga mata kaki,

9). Tartib,

10). Menyela jari-jari dan kuku.

Abdul Wadud Kasful Humam

Dosen di STAI Al-Anwar Sarang-Rembang

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *