Quotes BJ Habibie tentang Islam yang Menyentuh Hati dan Pikiran
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh penjuru tanah air. Duka bangsa menyelimut wajah Indonesia sebab sosok teladan yang dicinta telah wafat, yakni Presiden RI ke-3 BJ Habibie.
Presiden Ke-3 RI BJ Habibie dilaporkan wafat pada Rabu (11/9/2019) pukul 18:05 setelah menjalani perawatan intensif selama 10 hari karena penyakit yang dideritanya. Jenazahnya pun telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis (12/9).
Sosok BJ Habibie begitu dikagumi sehingga setiap orang pasti terkenang, termasuk terkenang quotes beliau tentang Islam. Berikut ini quote-quote BJ Habibie yang dirangkum oleh Hidayatuna.com dari sejumlah sumber:
Memilih Islam Dari Pada Ilmu Teknologi
“Saya diberi kenikmatan oleh Allah SWT ilmu teknologi sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama lebih manfaat untuk umat Islam. Kalau saya disuruh milih antara keduanya, maka saya akan memilih ilmu agama,” tutur BJ Habibie dalam pidatonya ketika melakukan kunjungan di Kairo, Mesir beberapa tahun silam.
Iman Seseorang tak terbatas
“Saya tidak pernah masuk pesantren, tidak pernah masuk organisasi Islam, tapi saya sudah baca dan pahami Alquran sejak kecil. Saya sekolah di Belanda, masuk sekolah yang kebanyakan agamanya Kristen. Saya juga baca kitab suci agama lain, sama orangtua saya nggak dilarang. Kenapa? Karena orangtua saya tahu, ‘Habibie ini sudah cukup ngerti agama’, jadi nggak masalah,” kata B.J. Habibie saat ditemui awak media, beberapa tahun silam.
Keseimbangan imtak dan iptek
“Saya katakan kalau Tuhan YME memanggil saya dan saya disuruh memilih antara 100 persen imtak atau 100 persen iptek, yang saya pilih adalah 100 persen imtak. Tapi, kalau saya boleh pilih, saya mau dikasih dua-duanya agar seimbang,” kata Habibie dalam sebuah diwawancara dengan jurnalis.
Islam harus kembali jadi pemimpin di dunia sains
“Berdasarkan pengalaman sejarah dan peradaban umat manusia, yang lebih penting bagi umat Islam saat ini adalah tidak lagi sibuk membahas kebesaran yang dicapai umat Islam di masa lalu, atau berdebat siapa yang pertama kali menemukan angka nol, termasuk nomor, satu, dua, ketiga, dan seterusnya, sebagai kontribusi umat Islam dalam penuliskan angka di era modern ini dan fondasi serta perkembangan peradaban di seluruh dunia. Tetapi bagaimana umat Islam akan mendapatkan kembali kepemimpinan dan kontrol sains dan teknologi, memimpin kembali dan menjadi pemimpin di dunia sains dan peradaban, karena itu merupakan pencapaian nyata,” kata BJ Habibie dalam salah satu buku karyanya.
Menghargai agama dan kebudayaan yang berbeda
“Saya pernah punya seorang teman. Ia beragama Kristen. Saat dia meninggal, dia dibawa ke gereja dan saya ikut ke gereja. Saya pegang jenazahnya, saya masuk ke gereja dan saat semua orang berdoa, saya juga ikut berdoa. Tapi doa saya berbeda, saya berdoa ‘bismillahirrahmanirrahim’,” kata Habibie ketika salah satu sahabatnya yang beragama Kristen meninggal dunia, Habibie datang ke gereja untuk melawat.
Tidak hanya itu, selain memberikan penghormatan terakhir, Habibie juga mendoakan sahabat tercinta. Semua itu ia lakukan karena sangat menghargai agama dan kebudayaan orang lain.