Sejarah Pondok Pesantren Nur El Falah

HIDAYATUNA.COM – Pondok Pesantren Nur El Falah didirikan pada tahun 1943 oleh (alm) KH. Abdul Kabier. Beliau adalah salah satu tokoh islam dan pendidikan di daerah Kp. Kubang Desa Kubang Jaya Kecamatan Petir Kabupaten Serang Banten. Pendirian Pondok Pesantren ini dimulai setelah KH. Abdul Kabir belajar diberbagai Pondok Pesantren ditanah jawa.
KH. Abdul Kabier dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1916. Bertempat di Desa Kadugenap Kecamatan Petir Kabupaten Serang. Beliau dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Haji Kanah dan memiliki seorang ayah yang juga memiliki kepemimpinan cukup terlihat di daerahnya saat itu H. Marjuk.
Ketika dalam masa belajar anaknya memiliki kecerdasan yang cukup baik, sehingga sangat diperhatikan oleh para kyai ditempat beliau menuntut ilmu. Sewaktu kecil KH. Abdul Kabier bernama Jaya Sunawiri kemudian oleh gurunya KH. Muhamad Juhri diganti menjadi Abdul Kabier, sewaktu belajar di Madrasah Cigodeg Kecamatan Petir di bawah asuhan KH.Gozali dan KH.Emed M.Juhri.
Perjalanan perjuangan yang dilakukan KH. Abdul Kabier begitu panjang, banyak pengorbanan yang dilaluinya dalam mewujudkan segala cita cita mulianya. Pada usia 4 tahun beliau sudah ditinggalkan wafat oleh ayahnya H. Marjuk, karena beliau memiliki seorang ibu yang begitu gigih agar anaknya tetap belajar, dengan cara apapun dilakukannya yang terpenting KH. Abdul Kabier saat itu dapat terus melanjutkan pendidikannya, baik pendidikan formal maupun pendidikan lainnya.
Dalam perjalanannya untuk mengajarkan agama dalam membina masyarakat, KH. Abdul Kabier mengawalinya dari pengajian pengajian dari kampung ke kampung. Kemudian pada tahun 1943 beliau mendirikan pondok pesantren yang jumlah santri terus berkembang. Hal ini disebabkan beliau sangat dekat dengan masyarakat dan merangkul semua kalangan serta terkenal sebagai kyai yang sangat disegani dan terkenal.
Beliau pernah mendapat bimbingan lebih dari 40 kyai khususnya dari Hadratusyaikh KH. Hasyim Asyari (Pendiri Nahdlatul Ulama). Perjuangan KH. Abdul Kabier dalam mendirikan pondok pesantren sempat mengalami masalah karena keberanian beliau melawan penjajahan belanda pada agresi militer 2 sehingga pada tahun 1948 pondok pesantren pernah di bakar dan di bumi hanguskan oleh belanda karena di anggap sebagai sarang pemberontakan.
Kemudian yang tersisa hanyalah gedung Madrasah Ibtida’iyah yang saat ini berada di seberang pondok pesantren. Setelah kejadian tersebut, Pondok pesantren yang sudah habis dibakar itu dibiarkan begitu saja selama sembilan tahun.
Setelah pondok pesantren di bumi hanguskan belanda KH. Abdul Kabier di minta oleh Kerisidenan Banten KH. Tubagus Ahmad Khotib untuk menjadi wedana di Pamarayan dan Ciomas kemudian pada pemilu pertama tahun 1955. KH. Abdul Kabier diminta NU untuk menjadi anggota konstituante mewakili Partai Nahdlatul Ulama untuk merumuskan Dasar Negara hingga dibubarkan Konstituante oleh Presiden Soekarno tahun 1959.
Pada Tahun 1959 beliau mendirikan kembali Pondok Pesantren yang pernah di hancurkan oleh belanda. Ketika beliau menduduki jabatan didalam pemerintahan sebagai pejabat Kewedanaan Pamarayaan pada tahun 1950-1952. Berlanjut sampai tahun berikutnya 1952-1959 menjadi Kewedanaan Ciomas, sekaligus pejabat Konstituante di Bandung sebagai anggota aktifis Nahdlatul Ulama, dan menang dalam pemilu pertamanya di tahun 1955.
Hingga akhirnya pada tahun 1959, KH Abdul Khabier menjadi pejabat Direktorat Pendidikan Agama Islam. Pada akhirnya beliau membuka pendidikan formal Mualimin, keputusan beliau mendirikan pendidikan formal pada pondok pesantren banyak di tentang oleh kyai-kyai disekitar.
Karena pendidikan formal masih sangat tabu untuk kalangan pesantren saat itu, namun kegigihan beliau dalam memperjuangkan falsafah hidup. Beliau “mengintelekan ulama dan mengulamakan intelek” kini pondok Pondok Pesantren Nur El Falah dilanjutkan oleh putra putri dan cucu-cucu beliau sehingga pondok pesantren saat ini memiliki lembaga lembaga pendidikan formal seperti pada umumnya;
- Madrasah Ibtidaiyah (MI).
- Madrasah Diniyah.
- Madrasah Tsanawiyah.
- Sekolah Menengah Pertama.
- Sekolah Menengah Atas.
- Sekolah Menengah Kejuruan.
- Madrasah Aliyah.
- dan Sekolah Tinggi Agama Islam KH. Abdul Kabier (STAIKHA).
Semuanya itu didasarkan atas pemenuhan kebutuhan masyarakat yang akan pemenuhan pendidikan bagi anak-anak disekitar daerah itu. Kelembagaan yang ada di Pondok Pesantren Nur El Falah dikelola oleh sebuah badan hukum berbentuk Yayasan.
Yayasan Nur El Falah yang dimulai sejak tanggal 2 November 1968 namanya saat itu adalah Yayasan Pendidikan Islam Ahlussunah Wal jamaah Nuril Falah, salah satu pendiri dari dua belas orang tersebut antara lain K.H. Abdul Kabier sendiri.
Kemudian pada tanggal 06 November 1989, Yayasan berubah menjadi Nur El Falah yang tercatat dalam akta Notaris Nomer 4 Nyonya Machmudah Rijanto, SH. Dimana Ketua Yayasan dipegang oleh K.H. Ito Athoillah Kabier, BA. Sedangkan untuk Pondok Pesantrennya sendiri dipimpin oleh K.H. Idy Faridy Hakim, LML.
Saat ini jumlah santri di ponpes kami mencapai 2200 orang, terdiri dari putra-putri, akan tetapi dari jumlah itu, tempat kami hanya dapat menampung 300 orang untuk tinggal dan menetap di dalam pesantren, jadi yang lainnya banyak yang mengontrak rumah disekitar atau pulang pergi.
Pengelola Pondok Pesantren Nur El Falah secara rutin menggelar Aktifitas Ibadah Ramadan (AIR). Bulan Ramadan memang sangat identik dengan ibadah. Karenanya, di berbagai kelompok masyarakaat, momen ini banyak dimanfaatkan untuk mendekatkan diri pada sang Khalik dengan mengamalkan berbagai amal saleh.Bagi kalangan santri, selain menjadi ajang untuk menggiatkan amal saleh, Ramadan juga menjadi saat yang tepat untuk memperdalam berbagai bidang ilmu. Seperti yang dilakukan para santri Pondok Pesantren Nur El Falah.
Program ini berisi kegiatan mengkaji Al-Qur’an, Dzikir, Sholat Tarawih, dan pendalaman agama Islam seputar Puasa di bulan Ramadan. Hal ini di lakukan para pengurus Pondok Pesantren untuk menambah motivasi dan mengingatkan para santri tentang Ibadah Puasa yang di lakukan selama satu bulan penuh.
Semua program itu memang sudah menjadi kegiatan rutin pesantren, apalagi di setiap Ramadan. Santri diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan ini, demi memacu semangat dan menambah pemahaman mereka dalam berpuasa.
Santri di Pondok Pesantren Nur El Falah mengaku senang belajar yang dipadukan pelajaran formalnya dengan pelajaran agama Islam yang mendalam. Apalagi, sehari-harinya setiap santri juga diharuskan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab (fase ini dilakukan dalam waktu enam bulan).
Pendidikan di Pondok Pesantren Nur El Falah sangat diwajibkan berbahasa Inggris dan Bahasa Arab. Pada saat santri mengobrol dengan santri-santri yang disekitar. Hanya saja yang dikeluhkan oleh para santri-santri itu lampu penerangan sehingga bisa leluasa untuk menuntut ilmu.
Mubtadi yaitu santri dibimbing menguasai 140 masalah agama dasar baik dari segi aqidah, fiqih ibadah, muamalah dan amaliyah harian sehingga para santri dapat beribadah dengan baik dan juga mampu memimpin Doa, tahlil dan fase ini di tempuh dalam waktu paling lama 5 bulan.
Aliyah yaitu fase dimana santri mempelajari kaidah Ilmu Nahwu dan Sharaf serta dibimbing untuk dapat menerapkan kaidah yang di kuasai untuk membaca Kitab Kuning dengan baik dan fase ini diselesaikan dengan waktu 6 bulan.
Ulya merupakan fase dimana para santri mendapatkan bimbingan ilmu ilmu keagamaan baik dalam Aqidah, Al-Quran, Hadits, Akhlaq, Fiqh, Usul Fiqih Tajwid, Tafsir, Balaghah, Mantiq dan lain-lain.
Dulu kehidupan masyarakat desa Kubang belum maju, tapi sekarang desa Kubang sudah cukup ramai dan mudah dijangkau terutama dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sarana jalan yang sudah baik, penerangan yang sudah masuk serta alat komunikasi yang sudah bermasyarakat.
Sedangkan dalam kehidupan ekonomi, justru menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pertanian yang dahulu merupakan sektor andalan, kini hampir tergeser dengan bertani yang tadah hujan, banyak mengalami kerugian, sehingga tidak jarang petani yang tidak mampu mengembalikan kredit yang dipinjam dari Bank. Sehingga dengan melihat masalah yang diatas tadi, akhirnya petani beralih profesi ke sektor perdagangan, karena didukung transportasi dan jalan yang sudah memadai.
Sumber
- Sejarah Pondok pesantren Nur El Falah, nurelfalah.or.id
- Pesantren Nur El-Falah, Pesantren Tertua di Banten, emka.web.id
- Pesantren Nur EL Falah Kab Serang, laduni.id