Sejarah Kopi di Kalangan Sufi pada Abad ke-9
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam sejarah yang panjang, kopi ternyata memiliki riwayat perjalanan yang menarik. Misalnya dalam khazanah dunia Islam, kopi memiliki peran penting bagi para Sufi pada abad ke-9 untuk tetap terjaga pada malam hari guna melakukan ibadah.
Baru baru ini, Islam & Science melalui akun Twitter resminya @IslamScienceNet memamerkan sebuah lukisan pada abad ke-16. Dalam lukisan itu menceritakan bagaimana suasana kedai muslim tradisional di kawasan Jazirah Arab pada abad ke-16 tampak sangat ramai pengunjung.
Dalam keterangannya pada masa itu, minuman kopi diibarakan seperti emas, saking berharganya. Disebut bagaikan emas, karena kopi memberikan perasaan mewah dan citra kebangsawanan kepada setiap orang.
“Kopi memberikan perasaan mewah dan (citra sebagai) bangsawan kepada setiap orang,” tulis Islam & Science dikutip Kamis (1/7/2021).
Lukisan tentang kedai kopi muslim tradisional ini diabadikan oleh Abd Al-Kadir. Ia orang yang menulis paling awal yang diketahui tentang sejarah kopi pada tahun 1588.
Selain itu di kalangan para Sufi, kopi menjadi teman untuk tetap terjaga pada malam hari. Sehingga keberadaan kopi sangat populer di kalangan para Sufi.
“Kopi pertama kali diseduh di Yaman sekitar abad ke-9. Pada hari-hari awal, kopi membantu Sufi tetap terjaga selama larut malam untuk berdzikir,” ungkap Twitt Islam & Science.
Dalam perkembangan selanjutnya, kopi kemudian ldibawa ke Kairo, Mesir oleh kelompok mahasiswa. Sehingga ketenaran nama kopi kemudian segera menyebar ke seluruh kekaisaran.
“Pada abad ke-13, kopi mencapai Turki, tetapi baru pada abad ke-16, biji kopi mulai diolah di Eropa. Dibawa ke Italia oleh seorang pedagang dari Venesia,” jelasnya.