Sejarah Kisah Persahabatan Abu Bakar dengan Muhammad
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Abu Bakar adalah cerminan sosok seorang sahabat yang baik bagi Muhammad. Lantas seperti apa kisah persahabatan antara Abu Bakar dengan Muhammad?
Dr. Muhammad Husain Haikal dalam bukunya berjudul “Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq: Khalifah Pertama yang Menentukan Arah Perjalanan Umat Islam Sepeninggal Rasulullah” menjelaskan tempat tinggal Abu Bakar terletak di daerah pemukiman pedagang Quraisy yang kaya.
“Dari daerah itulah para pedagang Quraisy biasa mengirimkan barang dagangannya yang akan dijual di daerah Syam dan Yaman,” ungkap Husain Haikal.
Ia mengungkapkan bahwa Khadijah binti Khuwailid yang kelak akan menjadi istri Muhammad juga tinggal di daerah tersebut. Karena tempat tinggal mereka berdekatan, Abu Bakar menjalin persahabatan dengan Nabi Muhammad setelah beliau menikahi Khadijah.
Haikal menambahkan, sacara umur, usia Abu Bakar lebih muda dari usia Muhammad, terpaut dua tahun lebih beberapa bulan. Barangkali karena kesetaraan usia dan usaha dagangnya, Abu Bakar lebih memiliki keserasian dalam hal akhlak dan ketenangan jiwa dengan Muhammad.
“Demikian pula dengan keinginannya untuk meninggalkan adat istiadat dan kepercayaan sesat suku Quraisy,” jelasnya.
Pendapat Ahli Sejarah
Keserasian antara Abu Bakar dengan Muhammad ini lanjut Haikal menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan para ahli sejarah mengenai jangka waktu persahabatan keduanya.
“Sebagian menyebutkan bahwa persahabatan Abu Bakar dengan Muhammad telah terjadi jauh sebelum Muhammad diutus menjadi Nabi. Sedangkan pendapat lainnya menyebut bahwa persahabatan mereka dimulai sejak Muhammadi diangkat sebagai Rasul,” jelasnya.
Sebab hubungan mereka sebelumnya hanyalah merupakan hubungan tetangga dan persamaan kepribadian. Sebelum Muhammad diutus oleh Allah SWT, beliau suka menyendiri dengan menjauhi pergaulan orang-orang Quraisy yang dinilai sesat.
“Maka tatkala beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah, ingatan beliau tertuju kepada Abu Bakar yang cerdas,” tulis Haikal.
Wahyu Allah yang baru diterimanya, beliau sampaikan kepada Abu Bakar. Diajaknya Abu Bakar untuk mengikut agama Allah yang Mahatunggal dan Mahakuasa.
Tanpa berpikir panjang, Abu Bakar langsung menerima ajakan itu. Hatinya tidak pernah ragu menerima seruan sahabatnya. Sejak saat itulah, jalinan hubungan antara Abu Bakar dan Muhammad mulai berjalan erat.
“Persahabatan itu bertambah kokoh karena kesungguhan dan kejujuran Abu Bakar dalam memegang keimanan kepada Muhammad beserta risalah yang dibawanya,” katanya.
Karena pergaulannya yang luas ditambah dengan keramah-tamahannya, Abu Bakar mampu mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya memeluk agama Allah. Berkat ajakannya, beberapa orang kemudian masuk Islam.
Mereka antara lain adalah Abdurrahman ibn Auf, Ustman bin Affan, Thalhah ibn Ubaidillah, Sa’ad ibn Abi Waqqash dan Zubair ibn Awwam. Menyusul kemudian Abu Ubaidah ibn Jarrah serta beberapa orang penduduk Mekah lainnya.