Sejarah Asal Usul Sarung Menurut Gus Muwafiq
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dai kondang, KH. Ahmad Muwafiq, atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Muwafiq menjelaskan tentang asal usul sejarah sarung.
Menurutnya sejak awal mula Islam masuk ke Nusantara, para wali telah memperkenalkan jubah. Di mana pakaian jubah ini juga dipakai Rasulullah.
“Kaum muslimin diperkenalkan baju pertama oleh para wali adalah bajunya Rasulullah. Pakai jubah sampai orang Indonesia, orang Jawa menyebutnya baju syar’i,” kata Gus Muwafiq.
Oleh sebab itu lanjut Gus Muwafiq, lantaran jubah adalah salah satu jenis pakaian syar’i yang juga dipakai Rasulullah, maka memakai jubah di Indonesia pun tidak menjadi masalah.
Selain itu, tidak ada juga yang melakukan penolakan terhadap pakaian jubah. Namun, karena jenis pakaian jubah dianggap kurang mobile disegala situasi dan kondisi ketika dipakai di alam Indonesia, maka jubah sebagaimana dipakai Rasulullah tidak digunakan secara umum.
Atas dasar itulah para Wali Songo kemudian melakukan ijtihad, yakni mencari pengganti pakaian jubah. Di mana pakaian tersebut tetap tidak meninggalkan sisi syar’inya.
“Cuman (karena) jubah susah dipakai tandur (menanam padi) atau derep (memanen padi). Maka akhirnya para wali berijtihad,” jelasnya.
Dalam bentuk apa ijtihad yang dilakukan wali kaitannya dengan pakaian pengganti jubah? Gus Muwafiq menjelaskan bahwa ijtihadnya adalah melahirkan pakaian sarung.
Dimana sarung tersebut asal usulnya menurut Gus Muwafi berasal dari potongan jubah itu sendiri. Sehingga kata sarung diambil dari kata syar’i yang merujuk pada pakaian syar’i jubah.
“Jubah itu dipotong. Nah supaya identitas syar’inya tidak hilang, maka baju syar’i yang dipotong dikasih nama syar’un. Orang Jawa ngga punya huruf ‘ain, punyanya mohobothongo. Maka syar’un jadi sarung. Syaru’an jadi sarungan. Lah inilah syar’un,” tandasnya. []