Secuil Tentang Akidah Syaikh Adz-Dzahabi

 Secuil Tentang Akidah Syaikh Adz-Dzahabi

Mendudukkan Istilah Jauhar, Jisim dan Aradl (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Tajsimnya Syaikh Ibnu Taymiyah sudah masyhur dan banyak pihak yang menyatakan itu, seperti diceritakan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam ad-Durar al-Kaminah, Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Fatawa Haditsiyah, Syaikh al-Busaily dalam at-Taqyid, dan banyak lainnya.

Imam Taqiyuddin as-Subki yang semasa dengan Syaikh Ibnu Taymiyah menegaskan bahwa ucapan beliau memastikan tajsim (يقتضي الجسمية).

Tetapi berbeda dengannya, Syaikh Adz-Dzahabi yang notabene murid Ibnu Taymiyah, secara umum lebih diterima dan sepi kritik.
Bahkan Imam Taqiyuddin As-Subki menyekolahkan putranya sekaligus penerusnya pada beliau.
Sebenarnya ini bisa dimaklumi sebab Adz-Dzahabi sendiri juga menyatakan berbeda dengan gurunya, Ibnu Taymiyah, dalam ushul (akidah) dan furu’ (fikih).
Dia pun di masa akhir tanpa sungkan mengkritik keras gurunya tersebut dalam karyanya yang berjudul Bayanu Zughal al-Ilm.
Saya secara pribadi hingga saat ini cenderung menyatakan bahwa beliau, Adz-Dzahabi, adalah seorang mufawwidh, bukan mujassim seperti gurunya tersebut.
Pernyataan tafwidh-nya tersirat dari banyak pernyataannya di berbagai tempat (butuh tulisan khusus untuk membahas ini, semoga kapan-kapan sempat saya bahas).
Namun demikian, putra Imam Taqiyuddin yang berguru langsung padanya, yakni Imam Tajuddin As-Subki belakangan setelah keulamaanya diakui seantero dunia terang-terangan menyatakan bahwa gurunya tersebut adalah da’i terbesar terhadap paham tajsim.
Dalam Thabaqat Asy-Syafi’iyah, beliau tegas sekali berkata tentang Syaikh Adz-Dzahabi sebagai berikut:
وأما إشارتك بقولك ونبغض أعداءك إلى أن الشيخ من أعداء الله وأنك تبغضه فسوف تقف معه بين يدى الله تعالى يوم يأتى وبين يديه طوائف العلماء من المذاهب الأربعة والصالحين من الصوفية والجهابذة الحفاظ من المحدثين وتأتى أنت تتكسع فى ظلم التجسيم الذى تدعى أنك برئ منه وأنت من أعظم الدعاة إليه
Meskipun saya kurang sependapat dengan kesimpulan akhir Imam Tajuddin di atas, namun pendapat beliau sangat bisa dimaklumi.
Hingga saat ini pun dua kitab karya Adz-Dzahabi, yakni al-Uluw dan al-Arsy menjadi rujukan para mujassim seantero dunia.
Kalau kita berdiskusi dengan netizen Taymiyun yang mencopas kalam ulama untuk membela akidahnya, maka kebanyakan cooas dari dua kitab tersebut atau terjemahannya. []

Abdul Wahab Ahmad

Ketua Prodi Hukum Pidana Islam UIN KHAS Penulis Buku dan Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Pengurus Wilayah LBM Jawa Timur.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *