Mengenang Kisah Para Syahid Karbala
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Mereka yang gugur dalam Pertempuran Karbala berbeda dalam berbagai hal. Kisah mengenai para syahid Karbala di satu sisi menjadi sebuah kisha teladan perjuangan sekaligus sebuah ironi dalam sejarah Islam.
Dapat dikatakan bahwa ada tujuh kelompok di antara para sahabat Imam Husein a.s. yang syahid dalam gerakannya.
Kelompok pertama adalah mereka para syahid Karbala yang mati syahid sebelum Imam Hussein a.s. tiba di Karbala.
Di antara mereka adalah Suleiman bin Zarrin yang syahid di Basra. Dia adalah seorang utusan yang ditangkap dan dibunuh oleh Ubaidullah ibn Ziyad.
Maytham Tammar adalah satu lagi, terbunuh di Kufah. Ada juga Muslim ibn Aqil, Qais ibn Musahir dan Abdullah ibn Yaqtar.
Kelompok kedua adalah orang-orang yang mati syahid ketika mereka terkena hujan panah di pagi hari saat Asyura.
Hari Asyura dimulai dengan penembakan anak panah dengan Omar Saad menjadi orang pertama yang menembak. Akibatnya, 52 sahabat Imam Hussein meninggal dan menjadi syahid Karbala.
Kelompok ketiga adalah mereka yang mati syahid dalam pertempuran satu lawan satu. Beberapa dari mereka, seperti dari Basra, pergi berperang dalam kelompok.
Beberapa dari mereka dikepung oleh pasukan musuh dan Hazrat Abbas a.s. pergi untuk menyelamatkan mereka. Ketika mereka kembali, mereka mati syahid karena luka-luka mereka.
Pertempuran satu lawan satu terakhir adalah di mana Habib ibn Mazaher Assadi menjadi martir.
Kelompok lain adalah mereka yang mati syahid ketika Imam a.s. sedang salat di siang hari. Imam a.s. telah mengirim Hazrat Abbas a.s. untuk meminta musuh menghentikan pertempuran untuk salat.
Dia kemudian mengucapkan dua rakaat salat di mana dua temannya mati syahid oleh panah musuh. Jadi mereka adalah syuhada dalam doa.
Kelompok kelima adalah para syahid Karbala yang mati syahid setelah salat. Kesebelas sahabat pergi ke medan perang dan menjadi martir satu demi satu.
Salah satunya adalah Zuhayr ibn Al-Qayn yang bergabung dengan para sahabat Imam Hussein a.s. dalam perjalanan ke Karbala.
Kemudian ada anggota (klan) Bani Hasyim, yaitu anggota keluarga Imam a.s. Mereka termasuk anak-anak Aqil, anak-anak Imam Hassan a.s., saudara-saudara Imam Husein (Hazrat Abbas, Jafar, Usman dan Abdullah). Setelah mereka, Imam Hussein (AS) menjadi syahid dan sejumlah orang lainnya syahid sesudahnya.
Yang terakhir syahid Karbala adalah Hafhaf bin Muhnad Rasibi Basri yang tiba di sana ketika pasukan musuh sedang bergembira dan dia menyadari bahwa Imam Husein a.s. telah syahid.
Dia menghunus pedangnya dan mulai melawan musuh sampai dia mati syahid.
Dari berbagai kisah syahid Karbala tersebut, banyak yang mengenangnya sebagai suatu peristiwa yang menyayat hati. Sehingga dalam upacara pengenangannya, terdapat kelompok yang melakukan ungkapan kepedihan.
Namun, di balik kepedihan tersebut juga terdapat rasa haru luar biasa dan juga harapan agar para syahid Karbala dapat memeroleh tempat yang lebih baik di sisi Allah Swt.
Kearifan serta nilai perjuangan dan pengorbanan para syahid Karbala dan juga kisah perjuangan di baliknya dapat menjadi suatu kisah yang dapat diwariskan secara turun temurun agar spirit Islam tidak luntur dan semakin menguat.
Banyaknya sahabat dan tabiin yang menjadi syahid Karbala menjadi sebuah kisah yang dapat diteladani militansi serta nilai perjuangannya dalam memperjuangkan Islam.
Meski boleh jadi berbeda-beda dalam ekspresi pengungkapannya, namun semua itu menjadi suatu keterpaduan dalam keberagaman umat beragama Islam di seluruh dunia. []