Sebuah Masjid di Burkina Faso Diserang, Belasan Jamaah Tewas

 Sebuah Masjid di Burkina Faso Diserang, Belasan Jamaah Tewas

HIDAYATUNA.COM, Burkina Faso – Menurut seorang sumber, sekelompok orang bersenjata telah menyerbu sebuah masjid di Burkina Faso ketika para jamaah sedang beribadah di dalamnya. Serangan itu menewaskan belasan jamaah masjid dan membuat penduduk sekitar berlarian menghindar dari daerah tersebut.

Serangan itu terjadi pada hari Jumat malam di Masjid Agung di Desa Salmossi wilayah Oudalan yang berbatasan langsung dengan Mali.

Sumber lain yang dimintai keterangan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa 13 orang tewas di tempat dan tiga orang lainnya meninggal akibat luka-luka yang mereka dapat. Dua dari total korban yang terluka berada dalam kondisi kritis.

“Sejak pagi ini, orang-orang sudah mulai berlarian menjauhi daerah itu,” kata seorang warga kota Gorom-Gorom (kota terdekat dari lokasi kejadian) kepada AFP.

Dia juga menambahkan bahwa masih adanya kepanikan yang menyelimuti meskipun bala bantuan militer telah dikerahkan setelah serangan mematikan itu.

Seorang sumber petugas keamanan dan seorang pejabat setempat mengatakan hal yang sama kepada kantor berita Reuters bahwa sekitar 15 orang telah tewas dalam serangan di Masjid di Burkina Faso itu itu. Dan identitas dari orang-orang bersenjata itu masih belum jelas sampai sekarang.

Dalam beberapa tahun terakhir, Burkina Faso telah menjadi saksi peningkatan jumlah kekerasan yang terkait dengan kelompok-kelompok bersenjata, termasuk al-Qaeda dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL atau ISIS).

Kelompok-kelompok itu menyeberang ke Burkina Faso dari Mali, negara tetangga yang berdekatan dengannya. Mereka telah memicu ketegangan etnis dan agama yang terjadi disana, terutama di wilayah utara.

Menurut data yang berhasil dikumpulkan AFP dari tindakan teror taktik gerilya, tabrak lari, ranjau darat dan bom bunuh diri, telah menewaskan 600 orang dari kelompok bersenjata tersebut. Sedangkan kelompok-kelompok masyarakat sipil sendiri mengatakan bahwa jumlah korban sudah lebih dari 1.000 orang, dengan adanya serangan yang terjadi di hampir setiap harinya.

Menurut badan pengungsi PBB, hampir 500.000 orang telah meninggalkan tempat tinggal mereka karena kekerasan yang terjadi disana.

Beberapa kekerasan yang terjadi menyebabkan hampir 3.000 sekolah telah ditutup dan juga mengakibatkan perekonomian pedesaan dan siklus pasar terganggu. Minggu lalu, 20 orang tewas dalam serangan oleh orang-orang bersenjata di sebuah situs penambangan emas di wilayah utara.

Pasukan pertahanan dan keamanan Burkina Faso dianggap kurang terlatih, tidak memiliki peralatan yang memadai, dan terbukti tidak mampu menghentikan meningkatnya jumlah kekerasan.

Perancis memiliki 200 anggota pasukan militer di negara itu yang juga sering melakukan intervensi sebagai bagian dari operasi Barkhane regionalnya.

Tapi, meskipun mereka dilanda oleh kekerasan yang terus menerus terjadi, banyak warga Burkina Faso yang masih menentang kehadiran pasukan asing di wilayah mereka.

Pada hari Sabtu, sekitar 1.000 orang berdemonstrasi di ibukota Ouagadougou ‘untuk mengecam tindakan terorisme dan keberadaan pangkalan militer asing di Afrika’.

“Terorisme sekarang telah menjadi alasan yang ideal untuk menempatkan pangkalan militer asing di negara kami,” kata Gabin Korbeogo, salah satu koordinator demonstran kepada AFP.

“Pasukan Perancis, Amerika, Kanada, Jerman, dan lainnya telah menginjakkan kaki di sub-wilayah kami, dengan mengatakan mereka ingin memerangi terorisme. Tetapi meskipun adanya kehadiran mereka, kelompok-kelompok teroris tetap tumbuh semakin kuat,” tambahnya sebagaimana dilansir dari Aljazeera.com.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *