Sebuah Catatan Mendampingi Para Modin

 Sebuah Catatan Mendampingi Para Modin

Membongkar “Makam Transit” (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Berikut ini sebuah catatan kecil Kiai Ma’ruf Khozin ketika mendampingi para modin atau pengurus jenazah.
Sejak mendapat dawuh Yai Muhyiddin Abdushomad, Jember, yang dawuh,
“Selama Modin menggunakan perawatan jenazah sama seperti kita, maka selama itu pula amalan kita tetap bertahan di lapisan masyarakat.”
Saya terus terobsesi untuk mengawal mereka khususnya dalam fikih jenazah.
Tak ada yang kebetulan karena Allah telah menentukan, saya ditunjuk menjadi instruktur perawatan jenazah di Pemkot Surabaya sejak 2015.
Kala itu hanya di Surabaya Modin mendapat alokasi dana bantuan dari Pemerintah. Setahu saya saat itu masih sekitar 360 ribu. Alhamdulillah sampai sekarang terus meningkat.
Meskipun mayoritas Modin dari kalangan Nahdliyyin tapi setiap pelatihan selalu saya tekankan agar para Modin tidak membedakan keluarga jenazah, serta tetap menghormati cara beragama ormas atau mazhabnya.
Poin persamaan bagi umat Islam adalah talqin menuntun kalimat Tauhid menjelang wafat, memandikan, mengafani, menyalatkan dan mengubur.
Saya selalu mewanti-wanti ranah khilafiyah dalam bab jenazah:
1. Nahdliyyin membacakan Al-Qur’an khususnya Yasin di dekat jenazah, ada dalil hadis dan atsar daif. Tapi bagi keluarga Salafi, Muhammadiyah dan lainnya tidak mengamalkan.
2. Di kalangan Nahdliyyin cukup dengan sabun dan tidak masalah dengan kembang mawar saat memandikan. Bagi selain Nahdliyyin tidak berkenan.
3. Di lingkungan Nahdliyyin tali kain kafan/ pocong dilepas berdasarkan riwayat Tabiin. Tetapi selain Nahdliyyin tidak melakukannya.
4. Di makam ada azan berdasarkan ijtihad sebagian Ulama Syafi’iyah tetapi ditolak oleh Imam Ibnu Hajar. Sehingga di internal Syafi’iyah ada yang mengamalkan dan ada yang tidak. Jika di luar NU sama sekali tidak berkenan dengan azan di makam.
5. Warga Nahdliyyin biasa mengamalkan Talqin di makam dan menyiram air serta kembang. Tapi tidak dengan kelompok selain Nahdliyyin.
Alhamdulillah di luar rencana di ruang tunggu VIP Kantor Pemkot lt.6 saya berjumpa dengan Anggota DPRD Kota Surabaya, beliau adalah imam mazhab kita, Bapak Imam Syafii.
Luar biasa beliau turut mengawal aspirasi para Modin dan kesejahteraannya. Demikian catatan mendampingi para modin. []

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *