Salawat Fatih Menghapus Dosa dan Memudahkan Masuk Surga

 Salawat Fatih Menghapus Dosa dan Memudahkan Masuk Surga

Inilah 6 Bacaan Salawat Nabi agar Hidup Tentram (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Salah satu salawat yang cukup populer di kalangan umat Muslim adalah salawat fatih yang dibuat oleh Al-‘Arif al-Kabir Sayyid Muhammad al-Bakri.

Salawat al fatih disebut sebagai salawat pembuka pintu ‘arsy atau dapat membantu menghapus dosa dan mempermudah masuk surga.

Salawat merupakan bentuk cinta seorang Muslim kepada Rasulullah. Membaca salawat sesering mungkin akan membantu setiap hamba untuk lebih dekat dan senantiasa mengingat akan kebesaran Allah.

Segala bentuk salawat yang dilantunkan oleh umat Islam akan membuatnya dicintai oleh Nabi Muhammad. Membaca salawat dengan harapan di akhirat kelak kita akan mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Saw.

Dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 56, Allah berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Bacaan Salawat Fatih Latin

Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil Faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa, wan naashiril haqqaa bil haqqi, wal haadii ilaa shiraatin mustaqiim. Shallallaahu ‘alayhi, wa ‘alaa aalihii, wa ashhaabihii haqqa qadrihii wa miqdaarihil ‘azhiim.

Artinya:

“Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan salawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.”

Hukum Salawat Fatih

Salawat fatih berasal dari Ahmad at-Tijani. Diceritakan bahwa beliau mengaku pernah bertemu Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam, dan nabi mengajarkannya untuk melakukan salawat al fatih.

At-tijani berkata:

“Kemudian (Nabi shallallahu alaihi wasallam) memerintah aku untuk kembali kepada salawat Al-Fatih ini. Maka ketika beliau memerintahkan aku dengan hal tersebut, akupun bertanya kepadanya tentang keutamaannya. Maka beliau mengabariku pertama kalinya bahwa satu kali membacanya menyamai membaca Alquran enam kali. Kemudian beliau mengabarkan kepadaku untuk kedua kalinya bahwa satu kali membacanya menyamai setiap tasbih yang terdapat di alam ini dari setiap dzikir, dari setiap doa yang kecil maupun besar, dan dari Alquran 6.000 kali, karena ini termasuk dzikir.”

Salawat ini kemudian diamalkan oleh beberapa ulama (khususnya para penganut Nadhlatul Ulama) hingga saat ini.

Namun demikian, beberapa ulama lain berpendapat salawat fatih sebagai bid’ah sebab salawat ini tidak pernah dipraktikkan oleh sahabat Rasul dan tidak ada hadits shahih yang mendukungnya.

Menurut Abdur Rauf dalam Minhaj Al-Firqh An-Najiyah dan Mahabbatur Rasul, salawat ini merupakan kekafiran yang nyata karena menganggap perkataan manusia lebih afdhal daripada firman Allah Azza Wajalla.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *