Salat Jemaah Lebih Baik, Perhatikanlah Adab-adab Menjadi Imam
HIDAYATUNA.COM – Salat merupakan salah satu dari rukun Islam. Barang siapa melaksanakan salat jemaah dengan imam pahalanya pun lebih besar daripada sendirian.
Salat merupakan sarana bagi manusia untuk munajat kepada sang pencipta alam semesta. Meski bisa dilakukan sendirian, salat lebih utama dilakukan dengan cara berjemaah dengan imam. Sebagaimana sabda Nabi Saw.
“Kembalilah kalian dan jadilah bersama mereka serta ajarilah mereka dan salatlah kalian. Apabila telah datang waktu salat hendaklah salah seorang diantara kalian azan. Dan hendaklah orang yang paling tua (berilmu tentang Al-Kitab & As-Sunnah dan paling banyak hafalan Alqurannya) diantara kalian mengimami kalian.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 628, 2/110 dan Muslim semakna dengannya no. 674, 1/465-466).
Salat berjemaah sendiri memerlukan yang namanya imam. Seorang imam hendaknya meringankan salatnya, Anas bin Malik r.a. berkata, “Aku tidak melakukan salat di belakang seorang pun yang lebih ringan dan lebih sempurna salatnya dari pada salanya Rasulullah Saw”.
Hal ini menjelaskan betapa pedulinya Rasul kepada umatnya karena pada saat melaksanakan salat sendiri, tentu mereka punya kesibukan masing-masing. Seperti halnya ada yang menahan kentut, atau belum menunaikan tugasnya yang lain.
Adab Menjadi Imam Salat
1. Imam Tidak Bertakbir Sebelum Muazin Iqomah dan Sebelum Shaf Salat Lurus Sempurna
Seorang imam dalam salatnya hendaknya bertakbir setelah muazin selesai membaca iqomah. Imam juga harus meninggikan suaranya ketika hendak bertakbir supaya makmum mendengarnya.
Kemudian setelah huruf “ra” dari kalimat “Allahu akbar”, kemudian baru makmum menyusul takbir imam.
2. Imam Berniat Menjadi Imam
Apabila tidak berniat menjadi imam maka tidak mendapat keutamaan menjadi imam. Berbeda dengan imam, makmum wajib berniat menjadi makmum, supaya mendapat keutamaan dari salat berjemaah.
Untuk itulah dianjurkan imam agar berniat, dan diucapkan secara langsung dalam lafal niat salat.
3. Memberi Jeda Setelah Membaca Surah al-Fatiha
Hal itu bertujuan supaya dalam salat makmum mempunyai kesempatan untuk membaca surah Al-fatiha. Agar pada saat imam membaca surah pendek setelah Al-fatiha, mamkum bisa mendengarkan surah pendek yang dibaca oleh imam.
4. Seorang Imam Hendaknya Tidak Membaca Tasbih Lebih dari Tiga Kali
Imam pada saat rukuk atau sujud dalam salat, hendaknya ia tidak membaca tasbih lebih dari tiga kali. Hal itu dimaksudkan agar para jemaah tidak terlalu terganggu karena lamanya bacaan tasbih yang dibaca oleh imam
Pada saat salam, hendaknya imam menghadap kepada para jemaah salat yang ia imami. Akan tetapi apabila jemaahnya perempuan, hendaknya ia cukup menengok seperlunya saja tidak sampai melihat emaahnya.
5. Seorang Imam Hendaknya Tidak Berdoa Untuk Dirinya Saja
Adab imam salat lainya yang terkadang dilupakan adalah pada saat imam berdoa, hendaknya ia tidak berdoa untuk dirinya sendiri. Seperti halnya pada saat membaca qunut dalam salat subuh supaya hendaknya dia mengucapkan Allahumma ihdina,bukan Allahumma ihdini. Walaupun kesannya lafalnya mirip akan tetapi mempunya makna yang sangat berbeda.
Lafal Allahumma ihdina mempunyai arti “Ya Allah tunjukanlah kepada kami”. Sedangkan untuk lafal Állahumma ihdini mempunyai arti “Ya Allah tunjukanlah kepadaku”.
Hal tersebut terkadang terlupakan oleh para imam salat baik itu di masjid atupun mushola. Hendaknya pula imam salat pada saat membaca doa ia bersuara nyaring supaya terdengar oleh para jemaah, dan juga mengaminkan doa dari imam.