Rumah Sakit Bimaristan dalam Sejarah Medis Islam
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Suku nomaden Badui di Semenanjung Arab yang memeluk Islam telah banyak membawa pencerahan di bawah Dinasti Abbasiyah. Tidak hanya secara spiritual, tetapi juga dari aspek budaya, seperti pendidikan, medis dan sains.
Salah satu capaian menarik dari suku ini adalah pendirian fasilitas kesehatan besar. Di mana keberadaannya memainkan peran penting bagi pendidikan, khususnya bidang kedokteran pada masanya.
Hal itu dibuktikan dengan pendirian rumah sakit diberi nama Bimaristan. Bangunan ini dibangun di Damaskus tahun 86 Hijriah (707 M) oleh Khalifah Al-Waleed ibn `Abdul-Malik.
“Tujuan pembangunannya adalah untuk pengobatan penyakit akut dan perawatan pasien yang terkena penyakit kronis (seperti penderita kusta dan orang buta),” tulis laporan About Islam dikutip Senin (6/2/2023).
Disebutkan bahwa, pasien kusta tidak hanya berobat gratis di tempat tersebut, tetapi juga diberi uang untuk membantu menghidupi keluarganya.
Kata Bimaristan sendiri berasal dari Persia dan berarti rumah sakit. Dengan ‘bimar’ berarti penyakit dan ‘stan’ berarti lokasi atau tempat, maka dimaksudkan adalah lokasi atau tempat penyakit.
Para dokter dunia Islam membuat sistem ringkas untuk Bimaristan dengan dua tujuan penting. Pertama, kesejahteraan pasien yang dirawat sesuai dengan pengetahuan medis terbaru. Kedua, mengajarkan kedokteran kepada dokter yang baru lulus.
Rumah sakit Bimaristan dibangun di lokasi yang memberikan kondisi kesehatan optimal bagi pasien. Di mana posisinya berada di atas bukit atau di tepi sungai.
Sebagai informasi, sebelumnya tak banyak diketahui secara rigit sejarah rumah sakit Islam tersebut. Namun ulama besar Islam Dr. Ahmad Isa Bik rahimahullah kemudian mengungkapnya dalam bukunya berjudul Tarikh al-Bimaristanat Fi al-Islam.
Buku tersebut mengungkap bagaimana menakjubkannya peradaban Islam. Dalam karyanya tersebut, ia menyusunnya ke dalam dua bagian. Bagian pertama berbicara tentang sejarah pendirian Bimaristan, peraturan, dan teori pengobatannya.
Kemudian di bagian kedua buku menjelaskan tentang berbagai rumah sakit di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mulai dari lokasi, berdirinya, hingga orang-orang yang bekerja di sana. []