Rumah Ibadah Seharusnya Menjadi Tempat yang Aman dan Nyaman
HIDAYATUNA.COM – Rumah ibadah berbagai pemeluk agama yang diakui di Indonesia saling berdampingan, menandakan suatu kebanggaan bagi masyarakat yang hidup di negara dengan berbagai macam pemeluk agama. Bahkan selama ini santer dibicarakan bahwa Indonesia bisa menjadi contoh negara yang mampu hidup berdampingan dengan agama-agama yang berbeda di dalamnya.
Namun, tepat pada tanggal 28 Maret 2021 tiba-tiba saja berita pengeboman di Gereja Katedral Makassar menggegerkan masyarakat Indonesia. Seperti dikutip melalui Kompas.com, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.20 WITA di pintu gerbang gereja.
Dari kejadian tersebut ada 14 orang yang terluka. Di mana jumlah tersebut terdiri dari pihak keamanan dan jemaat gereja.
Kejadian ini pun mengingatkan kita pada peristiwa bom bunuh diri yang juga terjadi di Surabaya pada tahun 2018 lalu. Hal ini kembali terulang dan tentunya meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi saudara-saudara kita umat Kristen.
Rumah Ibadah Tidak Hanya Untuk Beribadah Saja
Rumah ibadah, baik itu masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng tidak hanya sebatas sebagai tempat beribadah saja. Namun kegiatan keagamaan pun turut diselenggarakan di tempat tersebut.
Seperti halnya masjid yang tidak hanya digunakan untuk salat saja. Tetapi juga sebagai tempat bermusyawarah, untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi.
Begitu juga dengan gereja yang selain digunakan untuk beribadah. Juga sebagai tempat mengumpulkan komunitas, tempat untuk mengumpulkan amal, tempat untuk menimba ilmu, dan sebagainya.
Sehingga, rumah ibadah pastinya sangat terbuka lebar untuk setiap jemaahnya dan akan menerima dengan sangat baik. Bisa dikatakan bahwa rumah ibadah adalah tempat di mana kita bisa merasakan kenyamanan dan ketenangan.
Rumah Ibadah Harusnya Aman dan Nyaman
Sebagai tempat untuk beribadah dan menjalankan berbagai kegiatan positif, rumah ibadah sudah seharusnya memiliki rasa aman dan nyaman. Ketika kita berada di dalamnya, maka kita akan terhindar dari bahaya, tidak merasa khawatir, dan hati kita akan selalu tenteram.
Namun, apa jadinya jika sebuah rumah ibadah dijadikan sebagai target bom bunuh diri? Apa yang dirasakan oleh para jamaahnya dan masyarakat sekitar?
Bukan saja luka fisik yang didapat, tetapi juga luka batin, ketakutan, kekahwatiran, trauma, hingga ragu untuk datang ke tempat ibadah lagi. Kondisi ini tentunya sangat miris dan menunjukkan bahwa negeri ini sedang dalam keadaan yang darurat.
Setiap jemaah pastinya datang ke gereja dengan niat dan tujuan yang sangat baik dan tulus untuk berdoa dan lebih dekat dengan Tuhan-nya. Namun sesampainya di sana, secara tiba-tiba mereka dihadapkan dengan bahaya yang bisa saja merenggut nyawa.
Tindakan Bom Bunuh Diri di Tempat Ibadah Tidak Bisa Ditolerir
Tindakan bom bunuh diri yang dilakukan di rumah ibadah, baik itu gereja dan tempat ibadah lainnya, hal ini tidaklah bisa ditolerir. Apa pun itu alasannya, baik itu jihad, membela agamanya, dan alasan lainnya.
Karena Allah SWT sangatlah membenci orang-orang yang selalu menebarkan kebencian. Islam memerintahkan kepada umatnya agar selalu bertoleransi dengan umat agama lain.
Hal itu pun ditunjukkan dengan sikap dan perilaku Rasulullah Saw kepada umat agama lain yang menghormati dan menghargai mereka. Oleh karena itu, mari kita menyisihkan waktu sejenak untuk mendoakan saudara kita umat Kristen yang sedang mendapat musibah di Makassar.
Semoga yang terluka segera disembuhkan dan yang trauma juga agar segera bisa pulih kembali. Selain itu, diharapkan agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali dan umat Kristen bisa kembali beribadah dengan aman, nyaman, dan tenang.