Rifa’ah Al-Tahtawi: Sang Pelopor Pembaharu Islam dari Mesir
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Rifa’ah Rafi’ al-Tahtawi (1801–1873) adalah salah satu tokoh perintis modernisasi Mesir dan dunia Arab pada abad ke-19.
Sebagai seorang intelektual, pendidik, dan penerjemah, Rifa’ah al-Tahtawi memainkan peran penting dalam menghubungkan dunia Arab dengan gagasan dan teknologi Barat.
Melalui karyanya, ia berusaha membentuk landasan untuk pembaruan budaya, politik, dan pendidikan di Mesir, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam.
Oleh karena itu, tulisan ini akan menggambarkan perjalanan hidup Rifa’ah al-Tahtawi, pemikirannya, dan dampaknya terhadap perkembangan modernitas di Mesir.
Rifa’ah lahir di Tahta, sebuah desa kecil di Mesir Hulu, pada tahun 1801.
Nama lengkapnya adalah Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi, dan ia tumbuh di lingkungan keluarga yang religius dan terpelajar.
Pendidikan awalnya dimulai di al-Quran, dan pada usia 16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar.
Di Al-Azhar, ia mendalami studi agama Islam, bahasa Arab, tata bahasa, dan ilmu retorika, yang membentuk dasar pendidikan tradisionalnya.
Meski Rifa’ah memulai karirnya sebagai seorang ulama, pandangannya mulai berubah ketika ia terpilih untuk mengikuti misi pendidikan yang diinisiasi oleh Muhammad Ali Pasha, penguasa Mesir saat itu.
Pada tahun 1826, ia berangkat ke Paris sebagai imam dan penerjemah dalam delegasi pelajar Mesir.
Pengalaman ini merupakan titik balik penting dalam hidupnya, memperkenalkan Rifa’ah pada pemikiran Eropa, yang kemudian mendorongnya untuk mengeksplorasi gagasan modernisasi.
Di Paris, Rifa’ah tinggal selama lima tahun, periode yang membentuk pandangan intelektual dan sosialnya.
Sebagai bagian dari misinya, ia tidak hanya mengajar agama kepada siswa Mesir lainnya tetapi juga belajar bahasa Prancis dan mengamati sistem sosial, politik, dan pendidikan di Prancis.
Dia terpukau oleh kemajuan teknologi dan budaya Prancis, terutama dalam hal ilmu pengetahuan, filsafat, dan pemerintahan.
Pengalaman ini menginspirasi Rifa’ah untuk memperkenalkan gagasan modernitas ke Mesir, sambil tetap menyeimbangkan antara nilai-nilai tradisional Islam dengan era modern.
ada saat itu, ia mulai mengembangkan pandangan bahwa umat Islam harus terbuka terhadap ide-ide dari luar dan memanfaatkan hal-hal baru untuk membangun masyarakat yang lebih maju.
Setelah kembali ke Mesir pada tahun 1831, Rifa’ah mulai menerjemahkan dan menulis sejumlah karya penting yang memengaruhi pemikiran Mesir modern.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Takhlis al-Ibriz fi Talkhis Paris (Ringkasan Emas dari Paris), yang diterbitkan pada tahun 1834.
Karya ini berisi pengamatan dan refleksi Rifa’ah tentang kehidupan di Prancis, termasuk pandangan politik, sistem pendidikan, dan norma-norma sosial.
Karya ini juga menjadi salah satu sumber utama bagi pemimpin Mesir yang ingin memperbarui negara.
Di dalam karyanya, Rifa’ah menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk memajukan bangsa.
Dia mempromosikan gagasan tentang kesetaraan, kebebasan, dan hak-hak asasi manusia, sambil tetap menghargai nilai-nilai Islam.
Ia juga percaya bahwa tradisi Islam harus dibaca ulang dalam konteks modern, dan umat Islam dapat mengambil manfaat dari sains, teknologi, dan filsafat Barat tanpa meninggalkan identitas agama mereka.
Selain karyanya di bidang sastra dan terjemahan, Rifa’ah al-Tahtawi juga mendirikan sekolah penerjemahan di Mesir, yang bertujuan untuk memfasilitasi aliran pengetahuan dari Barat ke Mesir.
Di bawah bimbingannya, ribuan buku-buku Eropa tentang ilmu pengetahuan, matematika, kedokteran, dan sastra diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Pengaruh terhadap Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu aspek utama dari reformasi yang didorong oleh Rifa’ah.
Dia percaya bahwa pendidikan yang baik adalah fondasi untuk membangun bangsa yang kuat.
Selama kariernya, ia bekerja keras untuk membentuk sistem pendidikan Mesir yang lebih inklusif dan modern.
Dia adalah pendukung kuat pengajaran bahasa asing dan pengetahuan ilmiah di sekolah-sekolah Mesir.
Sebagai kepala sekolah penerjemahan yang ia dirikan di Kairo, Rifa’ah merevolusi pendidikan di Mesir dengan memperkenalkan kurikulum yang mencakup pelajaran-pelajaran modern seperti geografi, sejarah, filsafat, dan matematika.
Ia juga mendorong pendidikan bagi perempuan, sesuatu yang sangat revolusioner pada zamannya.
Rifa’ah menyadari bahwa pemberdayaan perempuan melalui pendidikan akan berkontribusi pada pembangunan masyarakat secara keseluruhan.
Pengaruh terhadap Reformasi Sosial
Rifa’ah al-Tahtawi adalah pendukung reformasi sosial yang luas di Mesir. Ia mengadvokasi sistem pemerintahan yang lebih representatif, di mana rakyat memiliki suara dalam pengambilan keputusan.
Rifa’ah mengadaptasi prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan konstitusional dari Prancis, yang kemudian ia gabungkan dengan nilai-nilai Islam dalam gagasan politiknya.
Dia percaya bahwa Islam pada dasarnya mendukung keadilan sosial, kebebasan, dan kesetaraan, serta dapat berjalan seiring dengan reformasi modern.
Rifa’ah juga memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk pendidikan dan partisipasi mereka dalam kehidupan sosial.
Dalam beberapa tulisannya, ia mengangkat pentingnya peran perempuan dalam membangun masyarakat, pandangan yang sangat progresif untuk zamannya.
Warisan Pemikiran Rifa’ah al-Tahtawi
Warisan Rifa’ah al-Tahtawi sangat berpengaruh dalam sejarah Mesir dan dunia Arab.
Dia adalah salah satu tokoh pertama yang menjembatani kesenjangan antara dunia Arab dan Barat, mengajukan bahwa modernisasi tidak harus berarti menolak tradisi atau identitas agama.
Gagasannya tentang pentingnya pendidikan, hak asasi manusia, dan peran negara dalam melindungi hak-hak individu terus memengaruhi pemikiran Arab hingga saat ini.
Meski menghadapi kritik dari kalangan konservatif yang menolak pengaruh Barat, pengaruh Rifa’ah al-Tahtawi tetap besar dalam sejarah Mesir.
Dia dianggap sebagai bapak reformasi modern Mesir, dan karyanya menjadi dasar bagi banyak pemimpin nasionalis dan reformis pada abad ke-20.
Rifa’ah al-Tahtawi menjadi seorang pionir dalam memperkenalkan gagasan-gagasan modern ke dunia Arab.
Melalui karya-karyanya, ia membuktikan bahwa Islam dan modernitas bisa saling melengkapi, bukan saling bertentangan.
Dengan fokusnya pada pendidikan, hak asasi manusia, dan reformasi sosial, Rifa’ah menjadi salah satu intelektual besar yang membantu membuka jalan bagi pembaruan Mesir dan dunia Arab.
Warisannya masih relevan hingga hari ini, terutama dalam konteks upaya untuk menyeimbangkan antara tradisi dan modernitas di dunia Islam. []