Redam Konflik, MA India Janjikan Kaum Muslim Tanah Dua Hektar

 Redam Konflik, MA India Janjikan Kaum Muslim Tanah Dua Hektar

HIDAYATUNA.COM, India – Untuk meredam konflik antara umat Hindu dan umat Islam yang berlangsung selama lebih dari separuh abad akhirnya Mahkamah Agung India menyerahkan lahan Masjid Babri di Ayodhya, India kepada umat Hindu.

Sebanyak 12.000 polisi diterjunkan ke Ayodhya untuk mencegah kerusuhan massal setelah keputusan MA tersebut. Menurut sejarah, masjid Babri merupakan masjid yang didirikan Kaisar Mughal pertama, Babur, pada 1527 silam.

Selain itu, umat Hindu meyakini lahan yang menjadi Masjid Babri dulunya merupakan situs agama yang dibangun untuk menghormati tempat kelahiran Dewa Rama. Hingga sejak Desember 1949, umat Hindu secara aktif mengklaim situs tersebut sebagai miliknya.

Seperti yang disiarkan pers, MA India memerintahkan agar kaum muslim tenang dengan dijanjikannya lahan sebagai pengganti seluas dua hektar untuk membangun masjid baru di Ayodhya.

Pada tahun 1992 bulan Desember, kelompok Hindu garis keras menghancurkan Masjid Babri, kerusuhan sektarian meletus menelan lebih dari 2.000 korban jiwa. Saat itu muslim radikal Pakistan membalas dengan menghancurkan belasan kuil umat Hindu.

Di sisi lain, Anggota Dewan Wakaf Sunni di negara bagian Uttar Pradesh, Zarfaryab Jilani menilai keputusan tersebut tidak memuaskan. Bahkan ia mengaku sedang menyiapkan langkah hukum lanjutan untuk membatalkan putusan tersebut.

“Lahan seluas dua hektar ini tidak berarti apa pun buat kami,” ujarnya, diterima HIDAYATUNA.COM dari siaran pers, Selasa (12/11/2019).

Lebih lanjut, Mahkamah Agung mengakui pengrusakan Masjid Babri pada 1992 merupakan pelanggaran terhadap status quo yang diperintahkan pengadilan. Namun majelis hakim tak menjatuhkan hukuman pada mereka yang bertanggungjawab atas aksi tersebut.

Klaim Hindu terkait tempat kelahiran Dewa Rama sudah tak terbantahkan lagi.

Keputusan Mahkamah Agung diyakini akan semakin memoles citra Perdana Menteri India, Narendra Modi yang berjanji akan mengembalikan lahan Masjid Babri kepada umat Hindu untuk dibangun kuil baru.

Setelah keputusan diumumkan, warga Hindu di Ayodhya membanjiri jalan sembari membagikan manisan. Pada malam hari mereka menyalakan lilin dan kembang api.

“Semua sudut pandang dikaji dengan matang dan semua pihak mendapat kesempatan mengekspresikan sudut pandang yang berbeda. Putusan ini akan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat pada proses peradilan,” tulis PM Modi melalui akun Twitternya.

Namun, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, menyebut putusan tersebut mengindikasikan pola pikir yang berbasis pada kebencian di pemerintah Modi.

Menjaga putusan MA, pemerintah memperketat pengawasan terhadap media sosial. Hampir 100 orang dikabarkan telah ditangkap menyusul dugaan delik ujaran kebencian. Pemerintah menegaskan kepolisian akan mengambil kebijakan nol toleransi terhadap provokasi kebencian di media-media sosial.

Sejauh ini, menurut Direktur Jendral Kepolisian di Uttar Pradesh, Rama Sastry mencatat sebanyak 8.275 unggahan di media sosial telah dihapus atau diberi peringatan untuk segera dihilangkan.

“Semua tindakan kriminal di internet akan diawasi dan ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Pihak kepolisian juga ikut menugaskan 5.000 petugas keamanan untuk mencegah serangan terhadap minoritas muslim yang hanya mewakili 6% dari total populasi Ayodhya yang sebesar 55.500 penduduk.

Ketika kepolisian memulangkan semua peziarah Hindu yang ingin menyambangi situs Babri untuk menyambut putusan Mahkamah Agung, suasana masih mencekam dan menguasai kota kecil itu. Sedangkan komunitas muslim di Ayodhya, hilangnya hak atas lokasi Masjid Babri ditanggapi dengan pasrah.

“Saya pasrah dengan keputusan ini dan memulangkan semua urusan kepada Allah,” tukas imam masjid Mohammad Azam Qodri, saat ditemui wartawan di Ayodhya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *