Ramadan 2020: Manfaat Berpuasa Bagi Kesehatan
HIDAYATUNA.COM – Ramadan tahun 2020, dengan hari pertama puasanya yang di sebagian besar negara akan dimulai pada tanggal 24 April, adalah bulan paling suci dalam kalender Islam.
Berpuasa sendiri akan melibatkan larangan untuk makan, minum, merokok, berhubungan seksual, dan melakukan perbuatan buruk, dari fajar hingga matahari terbenam, dengan tujuan untuk ‘meraih taqwa’ yang lebih besar, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Perlu diketahui, orang-orang Yunani kuno merekomendasikan puasa sebagai proses untuk mendetoksifikasi tubuh, dan hari ini beberapa ilmuwan juga ikut menganjurkan puasa, yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan mental dan fisik dari orang-orang yang menjalankannya.
Pada tahun 2012, Michael Mosley telah menerbitkan buku terlarisnya, The Fast Diet, yang isinya berdasarkan pada konsep 5:2 dalam diet dengan cara berpuasa.
“Dalam buku The Fast Diet, saya menganjurkan bentuk puasa yang disebut dengan ‘(aktivitas) makan yang dibatasi oleh waktu’,” kata Mosley.
“Diet ini hanya memperbolehkan makan dalam jam-jam tertentu, mirip dengan bentuk puasa yang dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadan,” katanya.
“Manfaat yang sudah terbukti adalah termasuk peningkatan dari kualitas tidur, dan penurunan risiko dari beberapa kanker, khususnya kanker payudara,” tambahnya.
Para ahli juga telah menemukan bukti bahwa membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Dengan tidak mengonsumsi makanan apapun, kita otomatis memberikan waktu istirahat pada sistem pencernaan kita, dan organ-organ tubuh pun bisa berkonsentrasi untuk membuang racun-racun yang ada di dalam tubuh kita.
“Puasa memungkinkan usus untuk membersihkan diri dan memperkuat lapisannya. Ini juga dapat merangsang proses yang disebut autophagy, yang mana sel akan membersihkan diri dan membuang partikel-partikel yang rusak dan berbahaya,” kata Claire Mahy, yang bekerja sebagai ahli gizi.
Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus, dan kesehatan mental, dan seperti yang dijelaskan oleh Mosley, berpuasa dapat menyebabkan proses pelepasan BDNF (faktor neurotropik yang diturunkan dari otak) di otak.
“Ini telah terbukti dapat melindungi sel-sel otak, mengurangi depresi dan kecemasan, serta mengurangi risiko terkena demensia,” tambah Mosley.
Banyak orang yang telah menjalankan puasa juga menemukan bahwa jika puasa dilakukan dengan benar, puasa akan membantu mereka menurunkan kadar lemak dan menambah massa otot.
Namun, para individu yang mempunyai gangguan kesehatan, atau bagi mereka yang sedang dipantau oleh dokter untuk kondisi kesehatan apapun, harus berkonsultasi dengan dokter masing-masing sebelum mencoba berpuasa agar dapat terhindar dari beberapa efek samping yang tidak diinginkan.
“Puasa dapat menyebabkan kadar glukosa darah (BGL) menjadi rendah, yang nantinya akan menyebabkan berkurangnya konsentrasi dan meningkatnya kelelahan,” kata seorang ahli gizi, Nazmin Islam.
Islam mengatakan bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan hanya mungkin dilakukan dengan menjalankan puasa secara teratur, dan bahwa penurunan berat badan selama bulan Ramadan, dapat dengan mudah dibalik begitu saja jika orang tersebut kembali lagi pada pola makan harian mereka sebelum mulai berpuasa.
“Namun, manfaatnya lebih besar daripada buruknya. Dalam jangka panjang, berpuasa, jika dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan sistem pencernaan dan metabolisme seseorang secara keseluruhan,” kata Islam. (Aljazeera.com)