Quraish Shihab: Nasehat Terbaik Adalah Nasehat yang Mampu Menambah Pengetahuan

 Quraish Shihab: Nasehat Terbaik Adalah Nasehat yang Mampu Menambah Pengetahuan

Quraish Shihab: Nasehat Terbaik Adalah Nasehat yang Mampu Menambah Pengetahuan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Cendekiawan muslim Indonesia dan juga penulis Tafsir Al-Misbah, M Quraish Shihab menjelaskan bahwa nasehat terbaik dari yang terbaik adalah sebuah nasehat yang mampu mendorong seseorang untuk terpacu belajar dan menambah pengetahuan.

Menurut dia, apapun itu bentuk nasehatnya, apabila muatan di dalam nasehat tersebut bisa membuat orang lain kemudian termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan, maka itu dinilai sebagai nasehat terbaik.

“Tidak ada nasehat yang lebih baik dari pada nasehat kepada siapapun untuk menambah pengetahuan,” kata Quraish Shihab dalam tayangan video milik akun TikTok @mediaa_dakwah, dikutip Hidayatuna.com, Senin (22/01/2024).

Mengapa nasehat yang bersifat mendorong orang lain untuk menambah pengetahuan ini disebut baik?

Hal ini tak lain karena melalui pengetahuan, manusia akan menjadi insan yang baik. Sebab dengan pengetahuan ia akan menjadi makhluk yang bisa membedakan antara hal-hal yang benar dan salah.

“Dengan bertambahnya pengetahuan, kita akan membenarkan apa yang berada di luar jangkauan akal. Jadi begini, setiap objek, ada cara pendekatannya. Kalau kita keliru dalam cara itu, pasti hasilnya keliru,” jelasnya.

Ayah dari jurnalis kondang, Najwa Shihab itu memberikan memberikan contoh sederhana.

Misal jika seseorang ingin mengetahui panjang sebuah ruangan, maka ia akan salah jika menggunakan timbangan. Mestinya benar adalah ia memakai meteran.

“(Atau) kalau saya ingin mengetahui manisnya jeruk, saya tidak perlu membawanya ke laboratorium. Iya kan? Itu sebenarnya adalah suatu aksioma (asumsi), tapi seringkali orang keliru dalam melakukan pendekatannya,” ujarnya.

Quraish Shihab kemudian menegaskan bahwa penggunaan asumsi untuk membenarkan logika adalah sesuatu yang tidak bisa dibenarkan.

Maka perlu yang namanya pengetahuan. Sebab, lanjut dia sehabat apapun akal manusia, ia memiliki keterbatasan.

“Ingin mendapat bukti secara logika bahwa hal ini sebenarnya begini, itu tidak bisa begitu. Akal itu hebat, tapi memiliki keterbatasan,” pungkasnya. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *