Putri Gusdur Luncurkan ILF untuk Jawab Kebutuhan Islam 5.0
Yenny Wahid meluncurkan Islamic Law Firm (ILF) dengan visi masa depan dalam lingkup ekosistem Islam yang modern dan humanis. ”ILF ini sekaligus upaya kami menciptakan ekosistem Islam modern hari ini dan di kemudian hari untuk mengikuti perkembangan zaman,” ungkap Yenny Wahid saat dalam sambutannya di peresmian Islamic Law Firm (ILF) di Jakarta akhir pekan lalu.
Islamic Law Firm (ILF) adalah sebuah firma hukum yang sengaja didirikan dengan visi ke depan. Tidak sebatas untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. ILF juga telah mempersiapkan diri guna menghadapi era Society 5.0.
“Lembaga ini kami dirikan tidak sebatas untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, ILF juga telah mempersiapkan diri guna menghadapi era Society 5.0.”
ILF berusaha menegaskan posisinya untuk turut mengambil peran dalam era super pintar itu. Sebuah era yang dalam proses pengembangan dan penerapan high tech, tetap menggunakan pendekatan “human-focused”. Tegas dia
Bahwa, teknologi apapun harus senantiasa menempatkan manusia sebagai pengendali, sekaligus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kebaikan dan kemajuan manusia.
Yenny menjelaskan, salah satu inovasi untuk rakyat yang dihadirkan ILF terkait hal tersebut adalah ADILah. “ADILah siap memberikan konsultasi hukum gratis yang dapat diakses dimana dan kapan saja dengan mobile apps, termasuk pula lewat mesin DAV,” tambahnya.
DAV adalah terobosan yang menggabungkan teknologi interaktif terbaru seperti augmented reality (AR), kecerdasan buatan (AI), dan virtual reality (VR). ”ILF ini sekaligus upaya kami menciptakan ekosistem Islam modern hari ini dan di kemudian hari,” ungkap Yenny Wahid.
Yenny menegaskan, sebagai law firm berbasis Islam, ILF harus turut menampilkan wajah Islam sebagai agama kemajuan dan keunggulan. “Karena hanya dengan begitu, ILF akan bisa secara optimal mengambil peran dalam upaya menuju semangat kebangkitan umat,” ujarnya.
Seperti diketahui, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terpisah jarak. Hal ini membuat pemerataan akses masih menjadi kendala hingga hari ini. Salah satunya akses terhadap hukum yang belum merata. Dari fakta dan kondisi itulah, ILF akan berusaha tampil menjadi jawaban. “Semua orang sama di hadapan hukum, dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun,” paparnya.
Yenny mengungkapkan, sesuai peran yang dimiliki, ILF nantinya siap memberikan layanan jasa hukum, baik litigasi maupun non litigasi. Dalam bidang litigasi, ILF dapat membantu berbagai penanganan perkara dengan memuat perspektif syariah Islam.
Semisal kasus perceraian, hak asuh anak, pembagian harta gono-gini, penyelesaian sengketa waris, penanganan korban KDRT, penyelesaian sengketa arbitrase, kepailitan, KPPU, sengketa pajak, PHI, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam bidang non litigasi, ILF juga siap memberikan berbagai jasa hukum. Seperti pembuatan kontrak bisnis berbasis syariah, konsultasi hukum pasar modal syariah, akuisisi dan merger, penanganan perkara asuransi dan reasuransi syariah, hingga penyelesaian hutang piutang berbasis syariah. “ILF juga siap memberikan jasa pengurusan perijinan seperti Fintech Syariah, HAKI, labelisasi halal MUI, audit legal, dan lain sebagainya,” katanya.
Ia menekankan, dengan melibatkan para ulama yang kompeten di bidang syariah Islam, tim hukum ILF berkomitmen dengan sungguh-sungguh membantu para pelaku bisnis. Mulai dari mendampingi, melindungi, hingga memastikan aktivitas bisnis syariah yang dijalankan sesuai dengan koridor syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk, minim risiko hukum.
Yenny menambahkan, berbagai layanan jasa hukum yang dihadirkan ILF tersebut pada akhirnya juga berimbas pada perekonomian di Indonesia secara umum.
Mengacu laporan Bank Dunia berjudul ”Global Economic Risk and Implication for Indonesia”, September 2019, iklim investasi di negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia ini masih mendapat nilai minus. Selain tak kompetitif, investasi di Indonesia masih dianggap beresiko dan rumit.
Yenny mengatakan, dengan hadirnya ILF dan sejumlah layanannya diharapkan permasalahan seperti itu bisa terurai. “Iklim investasi diharapkan menjadi positif. Pelaku bisnis, terutama investor asing, tidak akan ragu-ragu lagi menanamkan modalnya di Indonesia. Pendampingan, perlindungan, dan guidance yang dihadirkan ILF akan menghapus kesan, bahwa iklim investasi di Indonesia itu beresiko dan rumit,” tandasnya.
Sementara itu, Menkopolhukam, Prof DR H Mahfud MD yang hadir pada acara peluncuran Board of Advisor ILF Zannuba Arifah Chafsoh atau menyambut baik hadirnya ILF di Indonesia. Sebagai Firma Hukum berbasis Islam, Mahfud menilai keberadaan ILF sangat dibutuhkan. “Hukum Islam Indonesia sudah dilindungi konstitusi agar disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia tanpa melanggar akidah. Keberadaan ILF tentu akan sangat membantu ke depan,” kata Mahfud.
Mahfud mengungkapkan, hukum yang berlaku di negara-negara timur tengah, tak harus berlaku di Indonesia, karena berbeda tempat.
Ia mengatakan, banyak orang yang mengatakan bahwa perubahan hukum dari hukum syariah itu adalah salah dan melanggar perintah Allah, bahkan sampai disebut kafir jika tidak mengikuti hukum yang sudah ada dalam Al-Quran. (Breakingnews.Co.Id)
Wapres Minta Santri Harus Handal Di Bidang Ekonomi
Wakil
Presiden RI KH. Ma’ruf Amin berharap para santri tidak hanya
menguasai ilmu keagamaan, tetapi juga handal di bidang ilmu ekonomi.
Ma’ruf berharap para santri bisa mandiri secara ekonomi dan menjadi
santri-santri entrepreneur dan sukses dibidang ekonomi.
Semua
itu disampaikan Ma’ruf saat meresmikan malam karnaval budaya santri
atau Santri Culture Night Carnival (SCNC) 2019 di Surabaya, Ahad
(27/10) malam.
Acara
tersebut merupakan puncak peringatan Hari Santri Nasional 2019 yang
dikemas dengan kegiatan karnaval budaya santri pertama di
Indonesia.
“Saya
mengharapkan santri itu Gus Iwan, apa itu Gus Iwan? (yakni) Santri
bagus, pinter, ngaji usahawan,” ujar Ma’ruf yang kemudian
disambut tawa oleh para hadirin di Santri Culture Night Carnival
(SCNC) 2019 di Surabaya, Ahad (27/10) malam.
Mantan
ketum MUI tersebut meminta para santri untuk bisa tampil di dunia
usaha. Dengan begitu, dunia usaha tidak hanya dikuasai oleh kalangan
non santri saja.
“Kita
harapkan santri-santri entrepreneur santri wirausaha. Seperti yang
ditunjukan melalui Gerakan Nahdlatut Tujjar; santri Tujjar, harus
tampil jangan sampai dunia usaha hanya dikuasai oleh segelintir orang
bukan santri,” ujar Ma’ruf lagi.
Ma’ruf
pun mengapresiasi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang
telah menggagas upaya pengembangan usaha masyarakat, terutama
kalangan santri di Jawa Timur.
Ma’ruf
mengungkap, saat ini, upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mendorong
para santri berusaha, dengan meluncurkan arus baru ekonomi. Ma’ruf
menerangkan, yang dimaksud arus baru ekonomi adalah kebalikan arus
lama yang dibangun dari konglomerasi atas ke bawah.
Menurutnya,
arus lama ekonomi selama ini nyatanya tidak mampu mengurangi
kesenjangan antara yang kuat dan lemah, justru makin memperlebar
disparitas ekonomi.
“Untuk
menghilangkan kesenjangan itu, disparitas itu, maka pembangunan harus
kita lakukan dari bawah, yaitu bottom up economic development. Yaitu
membangun ekonomi dari bawah, yang (membuat) bawah menjadi kuat,”
ujar Ma’ruf.
Karena
itu, ia pun meminta santri tampil menjadi pelopor dalam pembangunan
ekonomi nasional ke depan.
Wakil
Presiden Ma’ruf Amin meresmikan malam karnaval budaya santri atau
Santri Culture Night Carnival (SCNC) 2019 di Surabaya, Ahad (27/10)
malam. Acara tersebut merupakan puncak peringatan Hari Santri 2019
itu adalah karnaval budaya santri pertama di Indonesia.
Ma’ruf
menabuh beduk untuk menandai peresmian karnaval budaya yang
menampilkan beberapa seni budaya dari berbagai wilayah Jawa
Timur.
Acara
Santri Culture Night Carnival (SCNC) 2019 digagas oleh Pengurus
Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Dalam acara karnaval itu
akan menampilkan beberapa seni budaya dari berbagai wilayah Jawa
Timur, yang merepresentasikan nilai-nilai nasionalisme, religi dan
multi kulturalisme
Sejumlah
pejabat yang turut hadir antara lain Gubernur Jawa Timur Khofifah
Indar Parawansa, Wakil Menteri Agama Zainut, Menteri Perdagangan Agus
Suparmanto, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah yang juga berasal dari
NU.
Muhammadiyah Gelar Tablig Akbar Menjaga Kedaulatan Bangsa
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bekasi menggelar kegiatan tablig akbar di Masjid Al-Jihad, Jalan Ki Mangunsarkoro No.45, Kota Bekasi, Ahad (27/10/19).
H Sukandar dari Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Bekasi dalam tausiyahnya mengingatkan kepada seluruh jamaah agar menutup rapat hal-hal yang dapat memecah belah ummat, bangsa, dan bersama-sama menjaga keutuhan NKRI.
Prinsipnya mentauhidkan ummat Islam serta menjalankan syariat-syariat yang Islam,” kata Sukandar dalam dakwahnya dengan tema “Dakwah Kontemporer”, problematika dakwah dan solusinya dalam pengaruh globalisasi yang dipengaruhi perkembangan internet yang sudah berkembang maju.
Lanjut Sukandar, dalam perkembangannya, Muhammadiyah yang berdiri sejak November 1912 yang didirikan KH Ahmad Dahlan sudah mampu membuka banyak peluang kemaslahatan bagi ummat di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan yang mengutamakan kesejahteraan ummat Islam yang penuh syafaat dan manfaatnya.
Tablig akbar yang dihadiri pimpinan daerah, pimpinan cabang, pimpinan wilayah, para pelaksana STMK, MJ Kampus Bekasi, perwakilan anggota Muhammadiyah Kota Bekasi, itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan silaturahmi di antara kader.
“Gerakan Muhammadiyah demi kemajuan dan kemaslahatan ummat yang mementingkan kebersamaan agar generasi muda kita tidak keluar dari akidah dan akhlak yang dicintai Rasulullah SAW,” ucap Sukandar.
Sementara itu, Ridha dan Restu, selaku kader NA mendukung acara tablig yang bertujuan meningkatkan ilmu dan pembekalan, keimanan serta mengaktifkan diri pada keislaman yang hakiki dengan membangun komunikasi dengan baik dengan Allah SWT tanpa mengurangi komunikasi dengan sesama manusia.