Publik AS Rentan Berpandang Negatif Soal Muslim dan Islamopobia

 Publik AS Rentan Berpandang Negatif Soal Muslim dan Islamopobia

Seorang Imam Terkemuka di Irlandia Peringatkan untuk Tingkatkat Keamanan Pasca Islamophobia Meningkat (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sebuah studi baru baru ini yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian Pew Research Center menjelaskan bahwa meski Islamopobia di negara Amerika Serikat (AS) menurun, namun publik AS disebut rentan berpandangan negatif soal muslim.

Hal ini mengingat peristiwa serangan teror 11 September 2001 di AS, masih membuat publik di negara tersebut belum sepenuhnya terbebas dari trauma masa lalu. Meski populasi muslim AS selama dua dekade terakhir tumbuh pesat, namun sebagian besar publik AS tetap disebut rentan mengalami Islamopobia.

Pemicunya dikarenakan masih banyak publik AS yang sedikit mengetahui tentang Islam atau Muslim. Selama pemahaman tentang muslim atau Islam belum tuntas terhadap publik AS. Maka stigma-stigma negatif akan tetap rentan di negara tersebut.

“Umat Islam masih menghadapi pandangan negatif dari publik di negara itu,” ungkap laporan Republika. Mengutip hasil penelitian Pew Research Center dilansir Jumat (3/9/2021).

Pew Research Center mengukur ukuran, karakteristik demografi, dan pandangan kelompok ini. Ada sekitar 2,35 juta orang dewasa dan anak-anak Muslim yang tinggal di AS pada 2007.

Jumlah tersebut berarti 0,8 persen dari populasi AS. Sejak itu, pertumbuhan Muslim di Amerika semakin besar. Perkembangan jumlah Muslim di AS itu dilaporkan didorong oleh dua faktor, yakni arus imigran Muslim dan kecenderungan muslim memiliki banyak anak.

Pada 2015, lembaga think tank nonpartisan berbasis di Washington DC itu memproyeksikan umat Islam di AS dapat berjumlah 3,85 juta pada 2020, kira-kira 1,1 persen dari total populasi. Namun, pertumbuhan populasi Muslim dari imigrasi mungkin melambat baru-baru ini karena perubahan kebijakan imigrasi.

Jumlah rumah ibadah Muslim di AS juga meningkat selama 20 tahun terakhir. Sebuah studi yang dilakukan pada 2000 oleh Cooperative Congregational Studies Partnership mengidentifikasi 1.209 masjid di AS pada tahun itu.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *