Puasa Arafah dan Keutamaannya
HIDAYATUNA.COM – Puasa Arafah yang dilakukan menjelang hari raya Idul Adha memiliki beragam keutamaan. Selain karena ibadah ini juga merupakan syariat umat terdahulu, ibadah ini juga sangat spesial di sisi Allah SWT.
Berbeda halnya dengan ibadah-ibadah yang lain, ibadah yang akan kembali untuk para pelakunya. Allah SWT. berfirman, “Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan memberi balasannya”.
Sementara itu, banyak keutamaan lain yang bisa dibaca dalam sumber-sumbernya. Dengan keutamaan-keutamaan yang dimilikinya, puasa semakin bertambah lagi keutamaannya pada saat dilakukan di hari-hari yang paling utama di dunia.
Di antara hari-hari paling utama untuk berpuasa itu ialah di sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Memang disunahkan puasa sunah yang dikhususkan oleh syariat untuk diamalkan di hari-hari itu.
Ada puasa Arafah yang paling utama, kemudian puasa di hari Tarwiyah. Puasa Tarwiyah ini sebenarnya sudah termasuk dalam puasa sunah delapan hari sebelum Arafah.
Adapun kajian terkait, apakah puasa Arafah di Indonesia haruskah ikut Saudi? Ini adalah persoalan klasik yang sering menjadi perdebatan di tengah-tengah kaum muslimin.
Kalau saja hasil rukyah setiap negara bisa selalu sama dengan rukyah Saudi, maka tidak akan ada perdebatan ini. Namun tentu saja mengandaikan kesamaan hasil ru’yah setiap tahun, sepertinya tidak mungkin.
Sebab, dalam wilayah yang agak berdekatan saja, hasil rukyah bisa berbeda. Apalagi jika negara yang dimaksud, letaknya jauh dari negara Saudi.
Oleh karena itu, perdebatan ini memang barangkali akan terus berlanjut. Asal dengan cara ilmiah dan penuh keikhlasan dalam mencari kebenaran, dan dilakukan oleh mereka yang memang memiliki kapasitas dan otoritasnya.
Semua itu akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Tanpa bermaksud meniadakan adanya perbedaan pandangan para ulama dalam hal ini.