Proses Terbentuknya Peradaban Islam pada Masa Kenabian

 Proses Terbentuknya Peradaban Islam pada Masa Kenabian

Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Secara garis besar, dakwah Nabi Muhammad terbagi menjadi dua periode yaitu periode Makkah dan periode Madinah. Dalam tulisan ini akan membincang sedikit mengenai proses terbentuknya peradaban Islam pada masa kenabian.

Islam pada masa Nabi Muhammad ialah Islam yang masih sangat dasar, karena Nabi Muhammad memang yang menjadi peletak batu dasar pondasi bagi perkembangan peradaban Islam ke depannya.

Islam Periode Makkah

Dakwah Nabi Muhammad pada periode ini berlangsung selama tiga belas tahun.

Tujuan dakwah Nabi Muhammad pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika masyarakat Arab telah mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad, tentu mereka akan memperoleh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Dalam mencapai tujuan dakwahnya tersebut, Nabi Muhammad mempunyai strategi khusus yang beliau dapat dari Allah melalui firmanNya kepada Nabi Muhammad.

Hal tersebut termaktub dalam Alquran Surat al-Muddatsir ayat 1-5. Kemudian Nabi Muhammad melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Pada fase ini Rasul hanya mengajak kerabat-kerabatnya untuk ikut memelukm agama Islam yang beliau bawa. Fase dakwah Nabi Muhammad ini berlangsung selama kurang lebih tiga tahun.

Pada fase ini, beliau berhasil mengajak beberapa orang untuk memeluk agama Islam, seperti Istrinya, Ali bin Abi Thalib, Zaid, Abu Bakar.

Tidak lama setelah mereka menganut agama Islam, barulah kemudian beberapa orang dengan jumlah yang lebih banyak mau menerima ajakan Muhammad untuk memeluk agama Islam.

Fase berikutnya dalam dakwah Nabi Muhammad ialah fase dakwah secara terang-terangan. Setelah menerima perintah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada kerabatnya, lalu Nabi Muhammad menyeru mereka di bukit Shafa.

Beliau menyeru tidak hanya kepada kerabatnya akan tetapi semua orang. Fase ini dimulai dengan turunnya ayat al-Quran surah al-Hijr ayat 94.

Setelah turunnya ayat ini, mulailah Rasulullah saw. menyerukan agama islam kepada semua orang, hingga penduduk luar Mekkah yang datang untuk mengunjungi Ka’bah.

Intisari pendidikan Islam pada periode Makkah adalah ajaran tauhid. Pendidikan tauhid merupakan perhatian utama Nabi Muhammad ketika di Makkah.

Pada saat itu masyarakat jahiliyah sudah banyak yang menyimpang pada ajaran tauhid yang telah di bawa oleh nabi Ibrahim.

Karena tauhid merupakan pondasi yang paling dasar, maka harus di tata dulu kembali agar pondasi tersebut menjadi kuat saat menjadi inang bagi perkembangan peradaban Islam di masa mendatang.

Dalam hal pendidikan dan pengajaran keislaman, seperti dalam hal pengajaran al-Quran maupun hukum Islam, semuanya masih bersumber langsung kepada Nabi Muhammad.

Sehingga kualitas keislaman masyarakat Arab pada masa Nabi Muhammad masih hidup boleh dibilang ialah masa dengan pemahaman keislaman terbaik.

Usaha-usaha dakwah Nabi Muhammad pada periode Makkah mendapat berbagai rintangan dan halangan, serta penentangan dari kaum Quraisy, sampai terjadinya pemboikotan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad serta para pengikutnya.

Pemboikotan ini menjadi salah satu faktor pendorong hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah.

Islam Periode Madinah

Dakwah Nabi Muhammad pada periode Madinah ini berlangsung selama kurang lebih sepuluh tahun.

Tujuan hijrahnya Nabi Muhammad dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yastrib (negeri Islam) adalah menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafir Quraisy.

Pada waktu Nabi Muhammad meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke Yastrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.

Selain itu, tujuan hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah.

Sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk menegakkan dan meninggikan agamaNya, yakni Islam.

Dalam perjalanannya mengemban wahyu allah, Nabi Muhammad memerlukan suatu strategi yang berbeda dimana pada waktu di Makkah, beliau lebih menonjolkan dari segi tauhid dan perbaikan akhlak.

Tetapi ketika periode Madinah, beliau lebih banyak fokus dalam pembinaan atau pendidikan sosial masyarakat karena disana beliau di angkat sebagai Nabi sekaligus sebagai kepala negara.

Persoalan yang di hadapi oleh Nabi Muhammad ketika di Madinah jauh lebih kompleks di banding ketika di Makkah.

Di sini umat Islam sudah berkembang pesat dan harus hidup berdampingan dengan sesama pemeluk agama yang lain, seperti Yahudi dan Nasrani.

Oleh karena itu pendidikan yang di berikan oleh Nabi Muhammad juga mencangkup urusan-urusan muamalah atau tentang kehidupan masyarakat dan politik.

Setelah Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah dan manusia telah berbondong-bondong masuk ke agama Islam, mulailah Nabi membentuk suatu tatanan masyarakat baru dan meletakan dasar-dasar untuk suatu peradaban yang lebih besar.

Nabi Muhammad membangun tempat-tempat ibadah yang selain di dalamnya bertujuan sebagai tempat pelaksanaan ibadah tetapi juga sebagai salah satu sarana  mempersatukan kaum muslimin melalui musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang di hadapi serta sebagai majlis berkumpulnya kaum muslimin untuk berdiskusi perihal keilmuwan.

Nabi Muhammad juga mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Persaudaraan di harapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam persaudaraan dan kekeluargaan.

Nabi Muhammad membentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan seagama, di samping persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan darah dan membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam serta membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-gangguan yang di lakukan oleh musuh.

Kemudian Nabi Muhammad juga melakukan berbagai ekspansi (meski tidak sesering pada masa setelah kenabian) ke Jazirah Arab untuk memperluas wilayah Islam.

Oleh karena itu, banyak terjadi peperangan pada masa-masa tersebut, anatara lain Perang Mut’ah, Perang Badar, Perang Tabuk, Perang Uhud, Perang Khandaq dan lain-lain.

Pada periode Madinah, peradaban umat Islam mengalami kemajuan serta terbebas dari anacaman maupun tindasan dari para kaum kafir Quraisy.

Dalam periode ini juga, tatanan dasar politik, ekonomi, maupun sosial telah terbangun. Dari peradaban Islam pada periode inilah, peradaban Islam periode selanjutnya dibangun.

Muhamad Imam Mutaqin

Mahasiswa Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga. Menyukai obrolan, bacaan, belajar dan desain, sesekali ngopi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *