Profesor: Kebijakan Pemukiman yang ‘Brutal’ Gagalkan Solusi untuk Palestina

 Profesor: Kebijakan Pemukiman yang ‘Brutal’ Gagalkan Solusi untuk Palestina

Buntut Keputusan Israel Danai Penyerbuan Al-Aqsa, Hamas: Awas Potensi Terjadi “Religious War” (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Amerika – Pembangunan pemukiman rezim Israel di wilayah pendudukan sebagai “kebijakan brutal” dianggap menghambat penyelesaian konflik selama beberapa dekade. Profesor Ilmu Politik di Universitas Tulane, Amerika dalam sebuah wawancara dengan IQNA, membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi kebijakan luar negeri AS.

Profesor Christopher J. Fettweis, menyatakan, Ukraina, Palestina, dan kesepakatan nuklir Iran kini menghadapi tantangan terkait kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa semua tantangan kebijakan luar negeri Presiden Biden menjadi sekunder ketika Rusia menginvasi Ukraina.

Menurutnya, kemungkinan meluasnya konflik itu menjadi isu terbesar di dunia saat ini, setidaknya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, lanjutnya, JCPOA mungkin lebih penting, tetapi untuk saat ini invasi Putin adalah tantangan utama.

Profesor yang ahli dalam hubungan luar negeri Amerika ini juga menjawab seperti apa kebijakan Biden di Timur Tengah, khususnya di Afghanistan.

“Saya kecewa dengan bagaimana penarikan dari Afghanistan terjadi, tetapi itu adalah kebijakan yang tepat. Kesalahannya lebih banyak pada pemerintah yang sangat korup dan tidak kompeten di Kabul. Amerika Serikat menyia-nyiakan banyak nyawa dan miliaran dolar untuk mencoba membangun negara yang koheren di Afghanistan,” jelasnya kepada IQNA.

Benarkah Amerika Memiliki Keterbatasan Pengaruh kepada Israel?

Berbicara mengenai penarikan AS dari Afghanistan dan munculnya kembali Taliban adalah pemborosan biaya memerangi Taliban selama dua dekade terakhir. Meninggalkan arena politik Afghanistan untuk saingan AS di kawasan seperti Rusia dan Pakistan.

Fettweis mengatakan tidak terlalu penting siapa yang berpengaruh di Afghanistan. Dia melanjutkan, jika Rusia ingin mencoba menggunakan pengaruh di sana, biarkan mereka mencoba.

Dalam beberapa hari terakhir, kita telah melihat peningkatan ketegangan di Wilayah Pendudukan Palestina antara Palestina dan Israel. Menurut Anda Fettweis, itu adalah konflik yang sulit dipecahkan .

Oleh karenanya, kata dia sehingga tidak ada pemerintah Republik dan Demokrat di Amerika Serikat yang berhasil menyelesaikan masalah Palestina. Ia menjelaskan, Amerika Serikat memiliki pengaruh terbatas atas Israel.

“Tidak akan ada resolusi untuk konflik ini dalam hidup kita, saya khawatir. Kedua belah pihak memiliki kesempatan mereka di akhir 1990-an, dan mereka gagal. Orang-orang Palestina akan terus hidup dalam keadaan yang tidak adil, dan orang Israel juga tidak akan pernah damai,” ujarnya dalam wawancara bersama IQNA.

Dia mengamini alasan utama kegagalan menyelesaikan masalah Palestina adalah karena pemukiman dan kebijakan Israel. Kebijakan itu adalah kebijakan yang brutal.

“Orang-orang Palestina juga tidak pernah memiliki kepemimpinan yang tercerahkan. Pikirkan seperti apa situasinya seandainya kedua pihak pernah dipimpin oleh seseorang seperti Nelson Mandela,” tuturnya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *