Presiden Turki : Serangan Masjid Siprus Tidak Akan Dibalas
HIDAYATUNA.CO, Teheran – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan serangan terhadap masjid di Siprus “tidak akan dibiarkan begitu saja”. Pernyataannya muncul menyusul insiden pembakaran di sebuah masjid.
“Sayangnya ada [upaya] terhadap masjid kami di Siprus selatan. Tentu saja, operasi di Siprus selatan ini tidak akan terjawab,” kata Erdogan kepada wartawan pada hari Senin. Sebelum berangkat ke Qatar dalam kunjungan dua hari.
Surat kabar Daily Sabah Turki melaporkan setidaknya satu tersangka ditahan menyusul upaya 2 Desember untuk membakar Masjidil Haram di kota Larnaca. Tidak ada yang terluka dalam insiden itu.
“Inilah yang kami katakan di Siprus selatan: jangan melakukan tindakan sabotase seperti itu terhadap rumah ibadah kami. Harga yang harus Anda bayar untuk tindakan sabotase seperti itu akan berat,” kata Erdogan.
Siprus terpecah pada tahun 1974 ketika Turki menginvasi menyusul kudeta oleh pendukung persatuan dengan Yunani. Turki adalah satu-satunya negara yang mengakui negara Siprus Turki yang memisahkan diri di utara pulau itu dan tidak mengakui Siprus sebagai sebuah negara.
Mengancam Kemanusiaan
Kementerian luar negeri Turki pada hari Minggu mengatakan insiden itu “tidak hanya menargetkan Muslim. Akan tetapi juga mengancam nilai-nilai umum kemanusiaan, dan mengungkapkan betapa kalangan tertentu jauh dari pemahaman hidup berdampingan secara damai”.
Ersin Tatar, pemimpin republik Siprus Turki yang memisahkan diri juga mengecam serangan itu. Ia meminta pemerintah Siprus Yunani untuk mencegah upaya apa pun di masa depan.
Seorang pejabat penegak hukum Siprus mengatakan pihak berwenang menangkap seorang pria Suriah berusia 27 tahun. Pria yang sehubungan dengan serangan itu, yang menyebabkan beberapa kerusakan pada pintu kayu masjid sebelum petugas pemadam kebakaran memadamkannya. Dia menghadapi tuduhan percobaan pembakaran.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk membahas kasus itu secara terbuka. Ia mengatakan motif tersangka diyakini berasal dari permintaannya untuk menginap di masjid yang ditolak oleh imam.
Seorang saksi mengatakan kepada polisi bahwa tersangka menggunakan koran berbahasa Yunani sebagai kayu bakar untuk menyalakan api.