Pra-Munas Alim Ulama Dihadiri Ribuan Santri dan Kiai
Pra-Munas Alim Ulama yang digelar oleh organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yakni NU dihadiri ribuan santri dan kiai.
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pembukaan Pra Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama digelar di Pesantren Al-Falakiyah Pegantongan, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/3/2020) siang.
Kegiatan tersebut dihadiri ribuan santri dan Kiai yang berasal dari sejumlah daerah antara lain dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Provinsi Lampung.
Mereka merupakan perwakilan dari lembaga batsul masail PWNU masing-masing daerah yang akan menjadi peserta di sidang-sidang Komisi Bahtsul Masail Pra Munas Alim Ulama.
Dilansir dari laman NU Online, para santri tiba di lokasi pembukaan sejak 10.30 pagi. Terlihat pula pada pembukaan tersebut, Ketua Steering Comitte Munas Alim Ulama NU 2020 yang juga Rais Syuriah PBNU KH Ishomudin, Katib Syuriah PBNU KH Mujib Qulyubi, Kiai Afifudin, tokoh sepuh NU KH Masdar Mas’udi, Kiai Nurul Yaqin, Wasekjen PBNU Andi Najmi, Pengasuh Pesantren Al-Falakiyah Bogor KH Tb Asep Zulfikor dan Wali Kota Bogor Arya Bima.
Kiai Ishomudin menuturkan, PBNU menghaturkan terima kasih tak terhingga kepada pihak pesantren Al-Falakiyah karena telah bersedia menjadi tuan rumah Pra Munas Alim Ulama serta memastikan secara resmi kegiatan itu akan berlangsung di Sarang, Jawa Tengah 16 sampai dengan 19 Maret.
“Peserta pada bahtsul masail adalah para kiai yang sudah tidak diragukan lagi keilmuannya. Mereka adalah perwakilan pengurus masing-masing PWNU di seluruh Indonesia,” kata Kiai Ishom dalam sambutannya.
Di tempat yang sama, Pengasuh Pesantren Hamalatul Quran Al-Falakiyah Bogor Kiai Tb Asep Zulfiqor merasa bahagia dipilih PBNU menjadi tuan rumah pertemuan para ulama NU dari berbagai daerah.
“Pra Munas Alim Ulama adalah kegiatan yang mulia karena di dalamnya terdapat Bahtsul Masail, menggali berbagai masalah-masalah hukum islam,” ujar Asep.
Ia menambahkan, hasil Batsul Masail NU sangat dibutuhkan dan ditunggu oleh berbagai kalangan termasuk oleh masyarakat dan pemerintah.
Ditambahkannya, Pesantren Al-Falakiyah sudah eksis sebelum kemerdekaan Indonesia bahkan presiden pertama Ir Soekarno kerap mendatangi pendiri pesantren tersebut, KH Abdullah Falak. (As/hidayatuna.com)