Ponpes Lirboyo Tanamkan Nilai Kebangsaan Melalui Pameran Sejarah
HIDAYATUNA.COM, Kediri – Pondok Pesantren, atau Ponpes Lirboyo Kediri, Jawa Timur menggelar pameran sejarah dalam rangka penguatan nilai kebangsaan dengan mengusung tema Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman, Sejarah dan Tradisi Kebangsaan di Pesantren, acara dipusatkan di Pondok Lirboyo sejak Rabu hingga Jumat (2-4/10/2019).
Kegiatan ini didukung Paguyuban Tosan Aji serta Keris Panji Joyoboyo Kediri dan hasil kerja sama dengan Direktorat Sejarah, Dirjen Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lesbumi NU Jatim, Agus Imam Mubarok (Gus Barok) menjelaskan bahwa sangat penting bagi semua kalangan khususnya para santri untuk memahami peninggalan ataupun warisan para ulama.
“Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi para santri, atau sebagai bukti bahwa kita tidak melupakan sejarah atas keberadaan para pendiri pondok pesantren,” katanya, seperti yang dikutip HIDAYATUNA.COM dari laman NU Online pada Kamis (03/10/2019).
“Karena tidak semua orang tahu,” imbunya.
Acara pameran sejarah yang mendapat dukungan Kemendikbud ini merupakan bentuk apresiasi luar biasa terhadap sosok tiga tokoh pendiri Ponpes Lirboyo. Namun, tidak mengecilkan perjuangan ulama besar lainnya seperti KH Djazuli Usman selaku pendiri Pondok Ploso maupun KH Mochammad Ma’ruf yang juga pendiri Pondok Kedonglo. Sementara, acara ini terbuka untuk umum dan tidak ada pungutan biaya apapun.
“Pertama, acara ini berupa halaqah kebangsaan dengan menghadirkan H Agus Sunyoto yang merupakan Ketua Lesbumi PBNU dan H D Zamawi Imron sebagai sosok budayawan dan sastrawan dari Sumenep,” paparnya.
Acara kedua, lomba esai kebangsaan dengan menggunakan bahasa Arab yang akan diikuti seluruh perwakilan pondok pesantren. Kemudian acara ketiga, pameran kesejarahan dengan memamerkan seluruh potensi, termasuk sosok muassis yang berjuang sekuat tenaga saat mendirikan pesantren.
“Para kiai itu adalah tokoh yang sangat luar biasa dalam pergerakannya, di samping kiai lain yang begitu solid sehingga memiliki ribuan santri dari penjuru Indonesia,” terangnya.
Selain itu, di sisi lain, pentingnya ditampilkan bukti sejarah adalah bagaimana Pesantren Lirboyo yang berdiri tahun 1910 atas perjuangan tiga tokoh yakni KH Abdul Karim, KH Marzuki dan KH Ali Makhrus.
“Selama kegiatan itu juga akan digelar pameran, mulai pameran kitab, pusaka pesantren, foto, serta pemutaran film terkait kegiatan pesantren,” tukasnya.