Polisi Israel Persekusi Tahanan Usai Berpelukan dengan Ibunya
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Petugas polisi Israel melakukan persekusi kepada bernama Mohamed Abu Ghannam dan ibunya. Setelah berpelukan di dalam pengadilan distrik di Occupied Jerusalem, Selasa (18/1). Pengadilan Israel melarang pemuda tersebut berpelukan dengan ibunya dalam rangka melemahkan mental pemuda itu.
Pasca Mohamed Abu Ghannam ditangkap oleh kepolisian Israel dalam kasus penyerangan terhadap polisi Israel lebih dari setahun yang lalu. Ia tidak diizinkan untuk bertemu dengan ibunya.
Ini terjadi setelah pengadilan distrik Israel di Yerusalem mengadakan sidang untuk Abu Ghannam berusia 20 tahun. Pengadilan juga memperpanjang penahanannya atas tuduhan keterlibatannya dalam pelemparan batu dan bom molotov.
“Saya tidak bisa menahan diri. Selama satu tahun lima bulan, mereka melarang saya memeluk dan menciumnya. Aku tidak tahan lagi. Saya mendorong mereka (petugas) menjauh dan memeluknya selama beberapa detik. Kemudian mereka mulai menarik dan memukul kami,” kata Muntaha Abu Ghannam, ibu dari pemuda tersebut.
“Selama satu tahun lima bulan, saya tidak dapat menyentuhnya. Setiap kali saya meminta hakim untuk mengizinkan saya memeluknya, dia menolak dengan berbagai dalih,” tambahnya.
Dia menunjukkan bahwa polisi Israel mengintrogasinya setelah insiden itu. Dia pun memberitahu dia bahwa dia tidak akan diizinkan untuk menghadiri sidang yang diadakan untuk putranya.
Mohamed Abu Ghannam yang diculik pada 18 September 2020, terkena persekusi polisi sejak berusia 14 tahun.