Pimpinan Pesantren Meninggal Positif Covid-19, Santri Dinyatakan ODP
HIDAYATUNA.COM, Balikpapan – Setelah salah satu pimpinan Pondok Pesantren Al Azhar Asy-Syarif Balikpapan, Kalimantan Timur diketahui meninggal dunia dengan status positif Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyatakan terdapat 50 santri yang kini berstatus Orang dalam Pengawasan (ODP).
Dikutip hidayatuna.com pada Kamis (2/4/20), sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarti mengatakan untuk menghindari meluasnya wabah tersebut maka pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap siapa saja yang melakukan kontak dengan almarhum.
“Semua yang melakukan kontak dengan almarhum harus kita periksa, untuk memastikan kondisi kesehatannya,” kata Andi pada Selasa lalu.
Bekerja sama dengan pihak kelurahan setempat, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan memeriksa puluhan santri dan juga tenaga pengajar serta pegawai di lingkungan tersebut untuk mengetahui status kesehatan mereka.
“Usai dilakukan pemeriksaan seluruh orang yang ada dalam pondok pesantren tersebut dinyatakan Orang dalam Pengawasan (ODP) untuk dilakukan observasi dugaan terpapar virus Corona (Covid-19),” jelas Andi.
Menurut Lurah Gunung Samarinda Baru, Slamet Riyadi dari hasil pemeriksaan terhadap penghuni pesantren yang ada di wilayahnya tersebut terdapat total 55 orang dinyatakan ODP meskipun pada saat pemeriksaan tidak ditemukan masalah atau gejala terkait Covid-19.
“Sementara ini semua penghuni pondok termasuk santri dan pengelolanya semua masuk ODP. Santrinya ada 50 plus pengelolanya ada 5 orang jadi totalnya 55 orang,” tutur Slamet.
Pihaknya juga telah meminta para petugas dari BPBD untuk melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi tersebut serta meminta para santri dan pihak pesantren untuk melakukan isolasi mandiri guna antisipasi terjadinya penyebaran virus tersebut.
Untuk diketahui sebelumnya salah satu pimpinan Pondok Pesantren Pondok Pesantren Al Azhar Asy-Syarif Balikpapan yang juga merupakan tokoh agama di kota tersebut menjadi pasien positif Corona pertama yang meninggal di Balikpapan. Menurut riwayatnya perjalanannya diketahui almarhum sebelumnya melakukan perjalanan ke Gowa untuk mengikuti Ijtima Ulama Dunia yang berhasil dibatalkan dengan negosiasi karena pandemi Covid-19. Almarhum diperkirakan terjangkit dalam perjalanannya tersebut. (AS/Hidayatuna.com)