Peta Islam Austria Berpotensi Memusuhi Umat Muslim

 Peta Islam Austria Berpotensi Memusuhi Umat Muslim

Bagaimana Al-Qur’anMembincang Multikulturalisme? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Peta Islam yang dikeluarkan oleh pemerintah Austria menuai kontroversi. Mengapa demikian? Sebab peta Islam tersebut dinilai berpotensi memusuhi umat Islam. Selain itu, keberadaan peta tersebut juga disebut kontraproduktif.

Hal itu disampaikan oleh Dewan Eropa baru baru ini. Dilansir dari Anadolu Agency Selasa (1/6), Dewan Eropa meminta pemerintah Austria segera menghapus Peta Nasional Islam tersebut.

Menurutnya melawan ekstremisme dan ideologi yang menyebarkan narasi berbahaya dengan kedok kebebasan beragama adalah tugas keamanan nasional yang penting. Namun lanjut dia, nuansa kebencian melalui modus peluncuran Peta Islam merupakan sebuah tindakan diskriminasi terhadap umat Muslim.

“Mereka merasa terstigmatisasi dan terancam keamanan mereka dengan publikasi alamat dan detail lainnya,” ujar Dewan Eropa dikutip Rabu (2/6/2021).

Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Integrasi, Susanne Raab, meluncurkan situs website yang disebut Peta Nasional Islam. Situs website itu berisi nama dan lokasi lebih dari 620 masjid, termasuk asosiasi Muslim, dan pejabat serta kemungkinan koneksi mereka di luar negeri.

Menurut Raab, peta itu tidak ditujukan untuk mencurigai umat Islam secara umum. “Tujuannya untuk melawan ideologi politik, bukan agama,” kata Raab pada Kamis (27/5) lalu.

Peta tersebut telah meningkatkan ketegangan antara Partai Rakyat Austria yang konservatif di Kurz dan mitra koalisinya, Partai Hijau. Juru bicara Partai Hijau Austria untuk integrasi dan keragaman, Faika El-Nagashi, menulis di Twitter pada Kamis bahwa, tidak ada anggota partai yang terlibat atau diberitahu sebelumnya terkait peluncuran Peta Nasional Islam.

EL-Nagashi menambahkan, proyek tersebut bertentangan dengan kebijakan integrasi dan dialog yang seharusnya terlihat. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter pada Sabtu (29/5), Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, kebijakan xenofobia, rasis dan anti-Islam Austria meracuni kohesi sosial dan partisipasi.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *