Pesona Kemegahan Masjid 99 Kubah Makassar
HIDAYATUNA.COM – Masjid 99 Kubah merupakan masjid megah dan terbesar di Makasar. Pembangunan masjid ini diresmikan Areal Reklamasi Losari sejak bulan Maret tahun 2008 oleh Mantan Gubernur Sulawesi Selatan yang bernama Syahrul Yasin Limpo dan akan diselesaikan pada tahun 2019.
Sekarang beliau adalah Menteri Pertanian Indonesia ke-28 yang menjabat sejak tanggal 23 Oktober 2019 di Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024. Selain beliau yang meresmikan masjid itu, masi ada pejabat lainnya yang ikut meresmikan seperti Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang (DSDA-CKTR). Andi Darmawan Bintang dalam sambutannya di depan SYL, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang, Ketua DPRD Sulsel M Roem, Danlantamal VI Laksma TNI Yusuf, Kasdam XIV/Hasanuddin Brigjen TNI Supartodi, Ketua Mui Sulsel AGH Sanusi Baco, dan beberapa Muspida tengah sibuk mengerjakan tahap pertama.
Peresmian masjid ini dilakukan dengan pemasangan tiang Masjid 99 Kubah ini telah dilakukan di Kawasan CPI Jl Metro Tanjung Bunga Makassar. Untuk pembangunan masjid megah ini, pemerintah setempat menelan biaya hingga Rp 176 miliar, begitu besar anggaran pembiayaan tersebut dan menggunakan beberapa tahap untuk pembangunannya.
Pengerjaan tahap pertama digunakan untuk konstruksi bangunan dengan anggaran Rp 58.86 miliar. Rincianya, biaya konstruksi Rp 57.8 miliar dan supervisi Rp 1.06 miliar menggunakan anggaran awal dari APBD 2017 Pemprov Sulsel.
Beberapa tahun kemudian, pembangunan masjid ini sempat terhenti tahun 2018, karena proses penyelesaian audit anggaran APBD 2018 Pemprov Sulsel tahun 2018 dan proses transisi kepemimpinan baru di Sulawesi Selatan.
Pembangunan yang akan dilanjutkan pada awal tahun depan setelah melalui proses audit masa transisi gubernur lama dan selesai sesuai jadwalnya di tahun 2019. sudah dapat digunakan pada bulan Ramadan tahun ini. Proses penyelesainnya masjid ini juga menunggu laporan dari pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Selatan. Pemerintah Sulawesi Selatan juga membuka sumbangan ke masyarakat setempat untuk pembangunan masjid pada waktu itu.
Masjid megah ini bisa mencangkup jamaah sekitar 13.075 orang, dengan rinciannya seperti ruang shalat 3.880 jamaah, lantai mezzanine lantai dua menampung 1.005 jamaah yang dikhususkan untuk jamaah wanita dan pelataran suci 8.190 jamaah. Terdiri atas dua lantai, lantai dasar (semi basement) digunakan untuk toilet, wudhu, kantor yayasan dan galeri.
Nantinya, pelataran suci masjid ini akan dilengkapi seperti konsepnya di Masjid Al Haram Makkah. Lalu masih ada tangga yang akan dibuat menuju ke plataran suci ini yang dapat menampung banyak orang.
Untuk luas area masjid hingga 20.155 meter persegi dengan diameter 160 m. Parkir basemant 10.185 meter persegi, tempat wudhu & toilet 924 meter persegi, pelataran luar 4.775 m persegi, pelataran suci 5.897 m persergi, badan masjid 5.075 meter persegi, ruang salat 2.793 meter persegi, dan mezzanine 724 m persegi.
Tidak hanya itu, masjid seluas 72 m x 45 m mengambil air langsung dari PDAM Makassar dengan memanfaatkan graoundtank dan rooftank untuk penampungan dan distribusi secara grativitasi ke toilet, tempat wudhu, dan sumber lain yang dibutuhkan. Pembuangan air kotor langsung ke IPAL. Saluran pembuangan air hujan langsung ke saluran CPI menuju ke laut. Jadi semua ramah lingkungan.
Lantainya menggunakan marmer khas Maros dan Pangkep kualitas ekspor. Finishing eksterior ACP spesialis order, dan menggunakan warna khas tanah liat dari bahan beton ringan fabrikasi, motif batu bata khas warna tanah liat.
Untuk konstruksi dan material bangunan. Berdiri tegak pondasi riang pancang 21 meter, struktur utama beton sampai lantai fungsional, upper struktur baja berat dan pipa gip atau stainles steel. Mempekerjakan 300 orang untuk pembangunan masjid ini dan beberapa menggunakan alat berat.
Masjid ini memiliki sumber listrik utama dari PLN dan kebutuhan emergency menggunakan genset silent yang dapat memenuhi 50 persen kebutuhan listrik. Genset silent merupakan genset yang ditutupi menggunakan box baja, berguna sebagai pelindung mesin genset dari cuaca panas dan hujan, serta untuk meredam suara keras yang dihasilkan ketika mesin genset sedang bekerja di beban tinggi
Masjid ini juga hemat energi dengan menggunakan penghawaan alam dan pencahayaan alami, plafond dan dinding menggunakan accoustic.
Masjid 99 Kubah diprediksi bakal menjadi destinasi unggulan wisata Kota Makassar dan menjadi spot selfie baru disekitar. Bangunan indah yang menghabiskan anggaran 176 miliar ini, diprediksi akan menjadi 10 masjid terbaik di Indonesia, dan salah satu dari 30 masjid terunik di dunia. Lebih dari itu, Masjid 99 Kubah bahkan akan menjadi kemegahan salah satu ikon baru di Kota Makassar.
Masjid 99 Kubah ini dibangun di atas lahan reklamasi Pantai Losari. Ukurannya yang besar, menjadi pemandangan baru yang menakjubkan. Terutama jika Teman Traveler melihatnya dengan berdiri tak jauh dari Anjungan Pantai Losari.
Sesuai dengan namanya masjid ini dipercantik dengan puluhan kubah. Kubah-kubah berbagai ukuran mulai dari kecil hingga besar menghiasi bagian atas masjid berjumlah banyak. Puluhan kubah kecil mengitari kubah utama dengan diameter paling besar yang berpusat di tengah bangunan masjid.
Mereka ditata bertingkat dengan warna-warna terang, seperti merah, jingga dan kuning. Pada saat malam menyergap, aneka warna tersebut kian hidup tatkala lampu sorot ditembakkan tepat ke arah kubah-kubahnya yang menawan.
Para wisatawan juga akan dimanjakan dengan atraksi air mancur yang terletak di depan masjid dan akan muncul selama 30 menit selepas Maghrib. Sedangkan jumlah angka 99 yang tersemat di belakang nama masjid ini merupakan gambaran dari jumlah Asmaul Husna.
Masjid 99 Kubah dengan aneka kubahnya berwarna cerah dan menakjubkan teramat mencuri perhatian masyarakat, menjelma ikon wisata baru di Makassar, Sulawesi Selatan. Jadi tidak heran jika hasilnya memang mengagumkan dengan pembiayaan sangat besar.
Keindahannya makin mempesona, ketika cahaya sunset meneduhkannya. Puluhan kubah berbaris simetris, menuju puncak kubah inti yang terbesar. Warna jingga masjid begitu senada dengan warna langit, di kala matahari terbenam.
Karyanya yang unik seperti mendobrak desain modern masjid yang selama ini sudah ada. Pembangunan Masjid 99 Kubah Makasar didesain oleh Ridwan Kamil (Gubernur Bandung) dan meski didesain oleh beliau, pemerintah setempat tidak lupa untuk melibatkan arsitek lokal yang bernama Pak Mursif. Hanya bagian-bagian saja yang ditambahkan oleh dia ke masjid ini. Beliau ini memang terkenal sudah mendesain beberapa masjid di Indonesia.