Pesantren Federasi Annuqayah, Pusat Belajar Ribuan Santri di Sumenep

 Pesantren Federasi Annuqayah, Pusat Belajar Ribuan Santri  di Sumenep

Sejarah

HIDAYATUNA.COM – Pondok Pesantren Annuqayah berlokasi di daerah guluk-guluk, Sumenep, Jawa Timur. Pesantren yang didirikan oleh Kyai Syarqawi pada 1887 kini telah berumur 132 tahun dan telah melahirkan banyak santri yang berbakat terutama dalam bidang literasi. Hal ini ditunjukkan dengan tradisi penguatan literasi di pesantren yang telah lama dipraktikkan oleh ulama dan Kyai melalui kajian kitab kuning. Hal ini menjadi perhatian khusus pesantren mengingat kecenderungan instan masyarakat saat ini dengan  mengakses bacaan lewat dunia maya. Namun pesantren ini tetap melestarikan budaya literasi dengan menulis dan membaca.

KH. Moh. Syarqawi yang merupakan pendiri dari pesantren tua ini lahir di Kudus, Jawa Tengah. Di masa mudanya, ia pernah menuntut ilmu di berbagai pesantren di Madura, Pontianak, ia pun merantau ke Malaysia dan Patani , yang merupakan daerah muslim di Thailand Selatan. Seusai istrinya wafat, ia pun bermukim di Mekkah untuk menuntu ilmu. Pengembaraan yang dilakukan Kyai Syarqawi ini beliau lakukan selama 13 tahun.

Selama menuntut ilmu di Mekkah, ia bersahabat dengan seorang Kyai asal Madura yang bernama Kyai Gema, beliau berada di Mekkah bersama dengan istrinya. Kedekatan Kyai Gema dan Kyai Syarqawi membuat mereka berdua sangat akrab. Namun takdir telah memisahkan kedua sahabat ini dengan wafatnya Kyai Gema. Dan saking percayanya Kyai Gema terhadap Kyai Syarqawi, beliau bahkan memberi wasiat agar Kyai Syarqawi berkenan menikahi istrinya setelah ia tiada. Maka setelah selesai masa iddah, Kyai Syarqawi menikahinya dan ikut pulang ke Madura.

Pada awal kiprahnya dalam mengembangkan ilmu, Kyai Syarqawi hanya bermodalkan gubuk kecil dimana beliau membuka pengajian al-Qur’an dan kitab-kitab klasik di Prenduan Sumenep. 14 tahun kemudian, Kyai Syarqawi beserta kedua istrinya (istri kedua dan ketiga) beserta anaknya, Kyai Bukhari yang merupakan anaknya dari istri pertama pindah ke guluk-guluk dengan maksud mendirikan sebuah pesantren.

Atas bantuan seorang saudagar kaya yang bernama H. Abdul Aziz, dia diberi sebidang tanah dan bahan bangunan. Diatas tanah itulah, ia membangun rumah dan sebuah langgar yang kemudian hari tempat itu disebut dengan Dalem Tenga. Selain itu ia juga membangun tempat tinggal untuk istri ketiganya, Nyai Qamariyah yang berjarak sekitar 200 meter ke arah barat dari Dalem Tenga. Kediaman Nyai Qomariyah ini kemudian disebut degan Lubangsa.

Langgar kecil yang dibangun Kyai Syarqawi tersebut yang menjadi cikal bakal Pesantren Annuqayah. Setelah 23 tahun lamanya Kyai Syarqawi memimpin pesantren tersebut hingga akhirnya beliau wafat pada bulan Januari tahun 1911. Kepemimpinan pondok yang mempunyai sebutan “Luk-guluk” ini kemudian diteruskan oleh anak Kyai Syarqawi dari istrinya yang pertama, Kyai Bukhari.

Kepemimpinan pun silih berganti, pada tahun 1917 Kyai Bukhari digantikan oleh Kyai Ilyas Syarqawi yang juga merupakan anak dari Kyai Syarqawi. Pada masa Kyai Ilyas inilah Pesantren Annuqayah mengalami banyak perkembangan, misalnya pada pola pendekatan masyarakat, sistem pendidikan dan pola hubungan dengan birokrasi pemerintah.

Perkembangan lainnya adalah saat Kyai Abdullah Sajjad, saudara Kyai Ilyas membuka pesantren sendiir yang lokasinya tak jauh dari pesantren ini. Sejak saat itu pesantren-pesantreen daerah di Annuqayah terus berkembang dan bermunculan, sehingga sekarang Annuqayah tampak sebagai “pesantren federasi” . Sepeninggal Kyai Ilyas  pada tahun 1959, kepemimpinan di Annuqayah untuk selanjutnya berbentuk kolektif, yang terdiri dari Kyai sepuh generasi ketiga.

Letak Geografis

Pondok pesantren Annuqayah terletak di desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, kabupaten paling timur di Madura. Berjarak sekitar 30 km dari kota Sumenep, berbatasan dengan kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan. Wilayah ini yang cukup luas ini ternyata tidak memberi banyak keuntungan bagi warganya karena susunan tanahnya. Sebagaimana daerah madura lainnya yang susunan tanahnya merupakan batu-batu kapur dan sebagian besar tanahnya berjenis mediteran.

Perkembangan Pesantrenya

Annuqayah saat ini merupakan pesantren federasi. Hal ini dimulai sejak Kyai Abdullah Sajjad mendirikan pesantren yang bernama Latte dengan alasan karena pesantren Lubangsa yang didirikan Kyai Syarqawi tidak lagi mampu menampung santrinya. Berdirinya Latte ini kemudian diikuti pesantren lainya. Hingga pada tahun 1972 Annuqayah sudah memiliki lima daerah yang seluruhnya diasuh oleh menantu dan keturunan Kyai Syarqawi. Dan saat ini pesantren ini telah memiliki 12 daerah diantaranya :

  1. PPA Al-Furqan
  2. PPA Latee
  3. PPA Latee II
  4. PPA Lubangsa
  5. PPA Lubangsa Tengah / Dalem Tengah
  6. PPA Lubangsa Putri
  7. PPA Lubangsa Selatan
  8. PPA Nirmala
  9. PPA Kebon Jeruk
  10. PPA Al Amir
  11. PPA Karang Jati Putra
  12. PPA Assaudah Karang Jati Putri

Saat ini, pondok ini memiliki 6000 santri dari berbagai jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Pesantren ini memiliki 1 lembaga taman kanak-kanak (TK Annuqayah), 3 Madrasah Ibtidaiyah, 3 Madrasah Tsanawiyah, 2 Madrasah Aliyah dan 1 MA Tahfidz Annuqayah, 2 SMA, 1 SMK dan 1 perguruan tinggi bernama INSTIKA (Institute Ilmu Keislaman Annuqayah)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *