Pesan Gus Sholah Kepada Gus Kikin Soal Kepemimpinan Pesantren Tebuireng

 Pesan Gus Sholah Kepada Gus Kikin Soal Kepemimpinan Pesantren Tebuireng

Pesan Gus Sholah Kepada Gus Kikin Soal Kepemimpinan Pesantren Tebuireng. Seperti Apa? Simak Artikel di Bawah Ini

HIDAYATUNA.COM, Jombang – Pasca KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah wafat, Kepemimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dipegang oleh KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin).

Soal kepemimpinan di Pesantren Tebuireng, mendiang Gus Sholah tidak mewariskan pola atau kepemimpinan khusus kepada penerusnya, dalam hal ini Gus Kikin.

Pasalnya, memimpin sebuah organisasi secara umum nyaris tidak ada perbedaan, begitu juga dengan dunia pesantren. Yang paling penting adalah komitmen untuk memajukan sebuah organisasi.

Dalam pandangannya Gus Sholah, Gus Kikin dinilai mampu melanjutkan laju kepemimpinan Gus Sholah dengan bekal pengalaman beberapa organisasi dan perusahaan yang dia pimpin selama ini.  

“Tidak ada. Dan beliau tidak pernah menekankan sesuatu untuk bagaimana memimpin. Jadi beliau selalu ngomong, sampean kan sering memimpin, karena di dalam manajemen kan ada beberapa perusahaan,” tutur Gus Kikin seperti dilansir NU Online, Selasa (18/2/2020).

“Atas dasar itulah Gus Sholah mengatakan, iya sudah lah nanti cari tahu sendiri nanti sampean akan tahu sendiri,” imbuhnya di ndalem kesepuhan, Kamis (13/2) lalu.

Gus Kikin menekankan bahwa, prinsip dirinya dalam memimpin adalah segala hal yang sudah diwariskan oleh pendiri Pesantren Tebuireng, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari.

Ia pun mengaku perlu melakukan kajian-kajian lebih mendalam tentang pola yang sudah dilakukan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada masanya. Termasuk mendalami sejumlah kitab yang dia karangnya.  Demikian itu menurutnya cukup bisa menjadi pegangan dalam memimpin Pesantren Tebuireng ke depan.

“Nah saya perlu mendalami lagi apa yang ditinggalkan oleh muassis Pesantren Tebuireng Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari, itu yang akan diperkuat. Termasuk kitab-kitabnya mungkin juga perlu untuk kita gali, paling tidak di kitab Irsyadus syari kita juga belum tuntas menggali apa yang ditinggalkan oleh Hadratussyekh,” jelasnya.  

Ia mengemukakan, salah satu yang diajarkan Mbah Hasyim adalah selalu bermusyawarah membahas segala persoalan yang terjadi, begitu juga degan topik kemajuan syiar agama melalui pesantren.

Forum-forum musyawarah seperti itu diakui Gus Kikin juga dilakukan saat kepemimpinan Gus Sholah dan akan dilanjutkan di masa kepemimpinannya. “Saya tetap memperdalam apa yang dilakukan oleh Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari di sini. Beliau awal-awal kan selalu musyawarah,” ujarnya.

“Dan forum-forum musyawarah ini juga sudah dimulai oleh Gus Sholah, misalnya majelis keluarga. Jadi ada sembilan orang dari majelis keluarga, itu masing-masing mewakili dari putra Hadratussyekh. Ada banyak hal yang dibahas,” tambahnya. 

Sebagaimana diberitakan, Gus Kikin sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng dipersiapkan langsung oleh Gus Sholah menggantikan dirinya sebelum wafat. Tepat pada 31 Januari 2019 lalu Gus Sholah mengundang keluarga besar Pesantren Tebuireng, mereka adalah orang-orang yang memiliki nasab yang tersambung langsung dengan Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari. Pada forum ini kemudian Gus Sholah membahas terkait wakilnya, Gus Kikin. Forum itu juga menyepakati Gus Kikin sebagai wakil pengasuh.

Oleh karena itu, langkah-langkah Gus Sholah dalam memajukan Pesantren Tebuireng yang sudah dirintis sebelumnya akan diteruskan oleh Gus Kikin. Di antaranya seperti pengembangan Pesantren Tebuireng melalui pendirian sejumlah cabang di berbagai daerah. Kini Pesantren Tebuireng sudah berdiri 15 pesantren, terakhir berdiri di Samarinda. (AS/Hidayatuna.com)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *